Jumat 03 Dec 2021 15:44 WIB

Risma Paksa Tunarungu Bicara, Pengamat: Cari Perhatian

Pengamat mengatakan tindakan mensos Risma paksa tunarunggu bicara tidak baik.

Rep: Haura Hafizhah, Febryan. A, Febrianto Adi Saputro, Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kedua dari kiri) dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021 di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (1/12).
Foto:

Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah bahwa dirinya memaksa anak disabilitas rungu untuk berbicara saat acara peringatan Hari Disabilitas Internasional. Risma mengaku hanya ingin anak itu belajar mengucapkan kata, setidaknya berujar 'tolong'. 

Risma menjelaskan, dirinya terinspirasi melakukan hal itu karena teringat pengalamannya sebagai Wali Kota Surabaya dulu. Ketika itu, ada seorang anak tunarungu diperkosa. Tapi, anak tersebut tak bisa berteriak minta tolong. 

"Itu yang saya sedih dan kenapa saya mengajarkan (anak disabilitas di acara tersebut untuk berbicara). Minimal dia bisa bilang 'tolong'," kata Risma kepada wartawan di kantor Kemensos, Kamis (2/12). 

Risma pun menegaskan bahwa dirinya tak ada niatan sama sekali untuk memaksa anak laki-laki tunarungu itu berbicara. "Saya nggak maksa. Untuk apa saya maksa. Itu pilihan. Tapi saya ingin dalam kondisi tertentu, dia bisa menyelamatkan dirinya," ujarnya 

"Tidak ada niat apa pun dari saya. Sedih saya terus terang," imbuhnya. 

Selain itu, Risma mengaku juga terinspirasi dari keberhasilan Angkie Yudistia, seorang penyandang disabilitas tunarungu dan kini menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Risma melihat Angkie kini bisa berbicara lebih baik dibanding kali pertama mereka bertemu sekitar lima tahun lalu. 

"Saya pikir, Mbak Angkie kok bagus ngomongnya. Ternyata dia melatih diri terus," kata Risma. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement