Jumat 03 Dec 2021 00:01 WIB

Cerita Joko Buta Sementara, KIPI Vaksin, dan Survei Mafindo

Kondisi Joko kini membaik setelah sempat alami gangguan penglihatan usai divaksin.

Joko Santoso (kiri), warga Kota Malang menceritakan pengalaman kebutaannya setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca, Kamis (2/12). Kondisi Joko kini berangsur membaik.
Foto:

Survei yang dilakukan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) baru-baru ini mengungkapkan, sebagian besar masyarakat di daerah yang tidak mau mengikuti vaksinasi lantaran takut mengalami efek samping atau KIPI.

"Satu hal menarik yang kita lakukan survei, kenapa Anda belum divaksin, karena takut efek samping. Ini menjadi salah satu faktor terbesar yang mencegah masyarakat dari divaksinasi karena itu," kata Founder dan Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi dalam diskusi daring mengenai vaksinasi yang dipantau di Jakarta, Selasa (30/11).

Selain itu, survei tersebut juga menunjukkan alasan orang belum divaksinasi karena kesulitan mencari lokasi vaksinasi, khususnya bagi masyarakat yang berada di daerah. Harry mengatakan, bahwa pihaknya berusaha melakukan penjelasan mengenai berbagai hal seputar KIPI kepada masyarakat agar mau divaksinasi.

"Bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan, tinggal mengikuti instruksi petugas, misalnya sudah sarapan atau belum, sudah istirahat cukup atau belum, apakah sedang haid atau tidak sehingga resiko KIPI bisa diminimalisir," katanya.

Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari pada Selasa (30/11), menegaskan, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) akibat vaksin Covid-19 paling banyak yang memiliki efek nonserius. Kesemuanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu dirawat.

"Data KIPI Covid-19 di Indonesia sejauh ini aman dari KIPI nonserius, tidak dirawat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan," katanya dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, KIPI paling banyak nonserius seperti mual muntah, mengantuk, nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, lemas, dan lain-lain. Laporan KIPI paling banyak berasal dari vaksin Sinovac dikarenakan vaksin jenis tersebut yang dominan digunakan oleh Indonesia yakni 150 juta dosis lebih.

Sementara untuk jenis KIPI yang dilaporkan dari vaksin Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm juga memiliki kesamaan yaitu mual muntah, sakit kepala, lemas, nyeri pada suntikan, dan sebagainya. "Untuk Pfizer sama mual muntah, pusing, lemas, sakit kepala. Karena memang vaksin itu disuntikan nyeri di tempat suntikan. Demam, mual karena ada benda asing masuk ke seseorang tubuh bereaksi gejalanya hampir serupa," katanya.

 

photo
Prosedur Pengaduan Efek Vaksinasi atau KIPI - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement