REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan pihaknya memiliki tanggung jawab dalam membesarkan Nahdlatul Ulama (NU) yang kini sudah mendekati usia 100 tahun. Paling tidak pada periode dua ratus tahun ke depan NU semakin kokoh, mandiri, dan moderen.
“Kita harus berpikir 100 tahun yang kedua, ini momentum strategis dan penting untuk memberikan masukan muktamirin dan muhtamirot yang akan menyelenggarakan perhelatan penting,” kata Ketua Umum (Ketum) DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) saat memberikan sambutan di acara Halaqah Satu Abad NU dengan tema “Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdlyin” di kantor DPP PKB, Kamis (2/1).
Muhaimin menegaskan, PKB akan terus berperan bagi NU, terlebih lagi dalam menyambut 100 tahun NU. PKB tidak akan pernah lepas dari kontribusi dan pemikiran serta ikhtiar untuk bersama-sama membawa NU semakin bermanfaat.
“NU harus semakin memiliki peran bagi bangsa dan negara Indonesia,” ujarnya.
Muhaimin juga sempat berkelekar kepada Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) priode 2014-2019 Jusuf Kalla dengan meminta maaf lantaran JK harus berdiri lama karena menyanyikan sejumlah mars. Sebab, PKB harus memikirkan NU.
"Jadi mohon maaf Pak JK tadi kalau di PKB ini nyanyinya tiga kali berdirinya agak lama karena PKB ini partai yang selain memikirkan dirinya sendiri juga memikirkan NU, kira-kira begitu ya ada enaknya ada nggak enaknya. Kalau PDIP enak nggak mikirin siapa-siapa yang lain, Golkar enak nggak mikirin siapa," ungkapnya.