Kamis 02 Dec 2021 00:17 WIB

Jubir Ungkap Penyebab Turunnya Laju Vaksinasi

Masyarakat disebut menunda vaksinasi karena menunggu merek vaksin tertentu.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: DOk BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan turunnya laju vaksinasi dalam sebulan terakhir. Salah satu penyebabnya adalah lantaran masyarakat sebagian besar masih memilih untuk diberikan vaksin Sinovac.

"Kalau kita lihat daerah-daerah, hampir 2-3 pekan ini terjadi penurunan penyuntikan per harinya ya, ini dikarenakan banyak daerah-daerah yang menunggu untuk bisa mendapatkan vaksin Sinovac ya," kata Nadia dalam diskusi daring, Rabu (1/12).

Baca Juga

Padahal, vaksin yang tersedia di semester kedua ini lebih banyak non Sinovac. Lantaran vaksin Sinovac sudah banyak digunakan pada semester pertama.

Ia pun berharap baik di kabupaten/kota bisa melakukan percepatan dengan menggunakan vaksin non Sinovac seperti Pfizer, AstraZeneca dan juga vaksin Moderna. Bahkan, masih ada kabupaten/kota dengan sisa sasaran vaksinasi yang masih cukup banyak.

"Seperti misalnya kabupaten Sukabumi itu masih satu jutaan, nah ini yang kami dorong juga untuk segera menyelesaikan vaksinasi dengan menggunakan vaksin yang ada saat ini, karena mengapa kemudian ini penting? Karena kami juga mendengar banyak masyarakat yang masih menunda vaksinasi dikarenakan memilih-milih merek vaksin tertentu," tegas Nadia

Nadia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan turunnya laju vaksinasi karena kondisi yang penularan ini yang sudah semakin baik. Akibat dari kondisi penularannya semakin baik ini tidak kemudian membuat masyarakat untuk buru-buru divaksin, dan akhirnya masyarakat juga nunggu-nunggu atau memilih jenis vaksin tertentu.

Bila dilihat dari total jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis pertama , sebanyak 138 juta atau 67 persen dan yang mendapatkan dosis kedua sudah pada angka 95,5 juta atau 45,8 persen. Namun, kelompok umur lanjut usia (lansia) masih menjadi perhatian khusus, karena sampai saat ini baru 53 persen dari total lansia yang dapatkan vaksin dosis pertama dan 34 persen untuk vaksin dosis kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement