REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengingatkan perlunya memperkuat penerapan protokol kesehatan menjelang libur Natal 25 Desember 2021 dan Tahun Baru 2022. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
"Perkuat penerapan protokol kesehatan guna mencegah lonjakan kasus seiring adanya potensi peningkatan mobilitas masyarakat," kata Yudhi Wibowo di Purwokerto, Banyumas, Senin (29/11).
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut menambahkan penguatan penerapan protokol kesehatan juga sangat diperlukan di tengah kabar munculnya varian baru COVID-19 yaitu Omicron yang telah ditetapkan sebagai variant of concern oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu yang lalu.
"Salah satu upaya antisipasi adalah dengan memperketat pintu masuk ke Indonesia, terutama bagi pelaku perjalanan yang berasal dari negara yang sudah ditemukan varian tersebut serta meningkatkan pemeriksaan 'whole genome sequencing' guna mendeteksi dini potensi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19," katanya.
Selain itu, yang paling penting, kata dia, adalah memperkuat protokol kesehatan dan mempercepat program vaksinasi. "Setiap individu perlu melindungi diri dan keluarganya dengan memperkuat protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu dia juga mengajak untuk merayakan pergantian malam Tahun Baru 2022 di rumah saja berkumpul bersama keluarga. "Jika bisa, masyarakat agar di rumah saja merayakan bersama keluarga guna menghindari potensi kerumunan," katanya.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan pawai atau arak-arakan saat merayakan pergantian malam Tahun Baru 2022. "Intinya adalah tetap menjaga jarak dan mencegah terjadinya kerumunan guna mengurangi risiko terpapar COVID-19. Jika harus mengunjungi ruang publik maka perlu mengoptimalkan aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Menurut dia, aplikasi PeduliLindung sangat efektif untuk kepentingan pelacakan dan menekan penyebaran COVID-19. "Aplikasi ini terbukti bisa mendata secara cepat aktivitas mobilitas penduduk dalam keadaan sehat maupun sakit. Jadi sangat bermanfaat. Harus diimplementasikan di semua sektor yang terkait dengan aktivitas masyarakat," katanya.