Selasa 23 Nov 2021 20:50 WIB

Libur Nataru Jadi Ujian, Status Endemi Dipertaruhkan

Satgas khawatir status endemi terhambat karena lonjakan kasus akibat libur Nataru.

Cosplayer menghibur pengunjung di Kawasan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (19/11). Pemerintah menetapkan seluruh wilayah di Indonesia berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat momen libur Natal dan Tahun Baru (nataru) yang berlangsung mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Cosplayer menghibur pengunjung di Kawasan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (19/11). Pemerintah menetapkan seluruh wilayah di Indonesia berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat momen libur Natal dan Tahun Baru (nataru) yang berlangsung mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fauziah Mursid, Rr Laeny Sulistyawati

JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengajak peran serta seluruh masyarakat untuk terus mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali dan menuju tahapan perkembangan kasus yang lebih terkendali yaitu status endemi.

Baca Juga

Satgas khawatir, keinginan agar status endemi bisa secepatnya tercapai menjadi terhambat karena lonjakan kasus yang dikibatkan libur Natal dan tahun baru (Nataru). "Perlu menjadi perhatian transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," kata Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Selasa (23/11).

Karena itu, Wiku berharap kerja sama berbagai elemen masyarakat untuk menyukseskan target pengendalian Covid-19 yang terkini. Menurutnya, untuk menuju penanganan kasus Covid-19 yang terkendali atau endemi, maka diperlukan berbagai upaya-upaya.

Pertama, yakni penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar. "Kedua pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik Covid-19 secara konsisten," katanya.

Wiku melanjutkan, yang ketiga terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan, serta pengobatan kasus yang berkualitas. Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, serta penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya," katanya.

Karena itu, ia berharap perkembangan kasus di Indonesia yang tetap terkendali tetap bertahan meski periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) yang seringkali menimbulkan lonjakan kasus. "Jadikan momen Nataru tahun 2021 ini menjadi pembuktian kepada dunia bahwa Indonesia mampu dengan baik mengantisipasi lonjakan kasus walau memasuki periode libur panjang," katanya.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta semua pihak tetap waspada. Pihak yang harus mewaspadai kasus Covid-19 dan mengantisipasinya adalah tiga pilar yaitu masyarakat, kesiapan tenaga kesehatan (nakes), dan regulasi yang dibuat pemerintah.

Meski tidak mengharapkan terjadi lonjakan kasus, PB IDI mewanti-wanti semua pihak harus tetap waspada terhadap potensi kenaikan kasus Covid-19 atau gelombang ketiga. "Pihak yang harus waspada yakni tiga pilar," kata dia.

Pilar pertama adalah masyarakat. Ia mencontohkan, meski pemerintah telah menaikkan semua wilayah Tanah Air berstatus level 3 PPKM selama libur Nataru, masyarakat tetap harus patuh dengan melakukan protokol kesehatan (prokes). Pilar kedua adalah tenaga medis dan tenaga kesehatan. 

Adib mengatakan, nakes terus memantau pasien yang masuk ruang ICU rumah sakit, menjalani isolasi saat terjadi lonjakan kasus Covid-19. Pilar ketiga adalah regulasi dari pemerintah juga penting. PB IDI mengapresiasi Satgas Covid-19 yang berupaya mengantisipasi kasus Covid-19. IDI meminta pemerintah terus mengedukasi masyarakat. 

"Kuncinya di Desember dan Januari kalau tak ada lonjakan kasus dan pasien, maka semoga (Covid-19 selesai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement