Rabu 24 Nov 2021 02:45 WIB

Reaktivasi Rel Kereta Api Sumbar Pertahankan Nilai Heritage

Jalur rel kereta terintegrasi dengan tambang Ombilin yang jadi warisan dunia UNESCO.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) berbincang dengan Wali Kota Padang Hendri Septa (kedua kiri) saat meninjau jalur rel kereta api di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (20/11/2021). Kementerian Perhubungan akan mempercepat reaktivasi sejumlah jalur rel kereta api di Sumatera Barat yang bertujuan untuk menopang pergerakan ekonomi dan mendukung pariwisata di provinsi tersebut.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) berbincang dengan Wali Kota Padang Hendri Septa (kedua kiri) saat meninjau jalur rel kereta api di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (20/11/2021). Kementerian Perhubungan akan mempercepat reaktivasi sejumlah jalur rel kereta api di Sumatera Barat yang bertujuan untuk menopang pergerakan ekonomi dan mendukung pariwisata di provinsi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Reaktivasi rel kereta api di Sumatera Barat sedapatnya harus mempertahankan nilai heritage sehingga fungsinya tidak hanya sebatas alat transformasi tetapi juga memiliki nilai manfaat sebagai daya tarik wisata.

"Hampir semua rel kereta api di Sumbar adalah peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah. Rel tersebut juga terintegrasi dengan Tambang Batu Bara Ombilin, Sawahlunto yang ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada Sidang Komite Warisan Dunia ke-32 di Baku, Azerbaijan pada 2019 sehingga keberadaannya patut untuk dipertahankan," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi.

Baca Juga

Ia mengatakan mempertahankan nilai heritage itu juga menjadi salah satu perhatian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau rencana reaktivasi rel kereta api di Sumbar, Sabtu (20/11).

"Menteri bahkan langsung menandai beberapa jembatan kereta api yang harus diperkuat tapi tidak boleh menghilangkan nilai heritagenya," kata Heri.

Selain itu reaktivasi itu juga tidak hanya persoalan mengaktifkan kembali, tetapi harus memiliki nilai manfaat karena itu PT KAI diminta untuk menghadirkan inovasi yang bisa membawa keuntungan bagi perusahaan juga menguntungkan bagi masyarakat.

Menjadikan stasiun akhir perjalanan kereta sebagai simpul integrasi dengan moda transportasi lain seperti bus Damri bisa menjadi salah satu solusi. Masyarakat yang turun di stasiun bisa langsung mendapatkan akses transportasi lain menuju tujuannya.

Hal itu bisa diterapkan untuk stasiun Kayu Tanam yang saat ini menjadi stasiun terakhir perjalanan kereta api yang aktif rute Padang-Kayu Tanam. Hanya beberapa kilometer dari stasiun itu terdapat beberapa titik destinasi wisata yang ramai dikunjungi.

Jika dari stasiun Kayu Tanam ada akses bus langsung menuju destinasi wisata, diyakini akan banyak yang menggunakan kereta api. Stasiun Naras, Padang Pariaman juga berpotensi dikembangkan sebagai tempat transit barang baik CPO dari Utara Sumbar menuju Pelabuhan Teluk Bayur Padang. Bisa juga untuk semen PT Semen Padang dari Padang yang akan didistribusikan ke daerah utara.

Dengan demikian bisa mengurangi kepadatan jalan raya Padang Pariaman-Padang dan sebaliknya sekaligus mengurangi potensi kecelakaan di jalan raya.

Vice President KAI Divre II Sumatra Barat (Sumbar) Miming Kuncoro mengatakan pihaknya sudah memulai inovasi diantaranya menyediakan gerbong kereta non lipat untuk KA Sibinuang dari Stasiun Padang ke Naras, Padang Pariaman.

Ke depan juga akan dikerjasamakan gerbong pengangkut semen dari Padang ke Pariaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement