Senin 22 Nov 2021 16:50 WIB

Harga Minyak Goreng dan Cabai Merah Melonjak di Lampung

Kanaikan dipicu sedikitnya petani yang panen cabai memasuki musim penghujan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham Tirta
Pedagang memilah cabai merah keriting di pasar (ilustrasi).
Foto: ANTARA/JOJON
Pedagang memilah cabai merah keriting di pasar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menjelang akhir tahun, harga minyak goreng kemasan dan cabai merah melonjak tinggi dari biasanya di pasar-pasar tradisional Kota Bandar Lampung. Minyak gorong kemasan berbagai merek kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu per liter, sedangkan cabai merah kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 53 ribu per kilogram.

Pantauan Republika.co.id di Pasar Induk Tamin, Tanjungkarang Barat dan Pasar Pasir Gintung, Tanjungkarang Pusat, Senin (22/11), dari sejumlah bahan pokok, hanya dua komoditas kebutuhan dapur rumah tangga itu yang harganya melonjak tajam dari biasanya. Penjual bahan pokok dapur di Pasar Tamin, Suratmin (56 tahun), mengatakan, harga minyak goreng baru naik beberapa hari terakhir.

Baca Juga

Suratmin menjual minyak goreng kemasan berbagai merek Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu per liter, sedangkan kemasan dua liter Rp 40 ribu. “Kalau cabai sudah pekan lalu sudah naik, terus sekarang Rp 52 ribu per kg, sebelumnya 50 ribu. Kalau minyak goreng baru naik hampir dua kali lipat,” kata Suratmin.

Penjual cabai merah di Pasar Gintung mengakui harga cabai merah sedang mengalami lonjakan harga dari biasanya. Menurut penjual cabai di pasar tersebut, Paimin, kanaikan dipicu sedikitnya petani yang panen cabai memasuki musim penghujan.

Dia mengatakan, harga jual dari agen cabai merah sudah naik sehingga pengecer di pasar mau tidak mau juga menaikan harga eceran kepada pembeli. “Sudah biasa kalau musim hujan, harga cabai merah naik, karena petani banyak yang baru menanam cabai,” kata Paimin.

Cabai merah di Pasar Pasir Gintung dijual mencapai Rp 50 ribu per kg, dari harga sebelumnya Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kg. Sedangkan pedagang eceran menjual dari Rp 50 ribu menjadi Rp 52 ribu sampai Rp 53 ribu per kg.

Sedangkan harga cabai rawit masih bertahan Rp 30 ribu per kg. Kenaikan harga cabai merah dan rawit akan terus terjadi sampai akhir tahun 2021. Pada awal Januari 2021 lalu, harga cabai merah melonjak sampai Rp 100 ribu per kg, sedangkan cabai rawit juga bertahan Rp 80 ribu per kg.

Menurut Paimin, cabai yang masuk di pasar tradisional Kota Bandar Lampung kebanyakan dari luar Lampung. Kalaupun ada cabai dari petani lokal jumlahnya tidak banyak. Harga dari agen cabai juga sudah naik karena ditambah ongkos transportasi dan distribusi.

Para ibu rumah tangga mulai resah dengan naiknya bahan kebutuhan dapur pokok minyak goreng dan cabai merah. Menurut Lina (54), dua bahan pokok minyak goreng dan cabai merah menjadi andalan untuk memasak, tapi harganya sudah naik dua kali lipat.

“Sekarang harga minyak goreng kemasan dua liter Rp 40 ribu, biasanya hanya Rp 22 ribu, paling mahal Rp 25 ribu,” kata warga Tanjungkarang Barat itu.

Dia terpaksa membeli minyak goreng kemasan hanya satu liter untuk kebutuhan masak selama beberapa hari. Sedangkan harga cabai yang sudah naik sejak pekan lalu, dia juga terpaksa membeli sekali masak untuk sehari, karena tidak sanggup untuk menyetok cabai selama sepekan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung, I Kadek Sumartha membenarkan dua komoditas bahan pokok mengalami kenaikan yang tinggi selama tiga pekan terakhir.

Menurut dia, tercatat 11 komoditas bahan kebutuhan dapur tersebut, yakni beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, jagung, dan minyak goreng, dua komoditas cabai dan minyak goreng terjadi kenaikan selama tiga pekan terakhir.

“Cuma cabai dan minyak mengalami kenaikan,” kata I Kadek Sumartha, Senin (22/11).

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement