REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok melakukan kebijakan penggabungan atau merger manajemen satuan pendidikan. Tercatat selama 2021, terdapat sebanyak 26 sekolah dasar negeri (SDN) dilebur hingga menjadi 12 SDN.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Kota Depok, Wawang Buang menjelaskan, pelaksanaan merger sudah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Nomor: 421/123/Kpts/Disdik/Huk/2021. Dia menyebut, per 1 Juli 2021, proses penggabungan SDN tersebut telah selesai dilakukan.
"Dengan merger ini sekarang hanya ada 207 SD Negeri dari sebelumnya sebanyak 221 sekolah. Kita satukan dua atau tiga sekolah dalam satu kawasan, guna mengefisienkan sarana-prasarana serta Tenaga Pendidikan dan Kependidikan (TPK)," ujar Wawang di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (19/11).
Wawang memerinci, beberapa sekolah yang sudah dilebur dalam satu manajemen, di antaranya SDN Beji 6 dan 7 menjadi SDN Beji 6, SDN Mekarjaya 5 dan 6 menjadi SDN Mekarjaya 5, SDN Grogol 1 dan 3 menjadi SDN Grogol 1, SDN Ratujaya 3 dan 4 menjadi SDN Ratujaya 3, serta SDN Depok Baru 2 dan 5 menjadi SDN Depok Baru 2.
Kemudian, SDN Pasir Gunung Selatan 1 dan 3 menjadi SDN Pasir Gunung Selatan 1, SDN Depok Baru 8 dan SDN Depok Jaya 5 menjadi SDN Depok Baru 8, SDN Cisalak 1 dan 3 menjadi SDN Cisalak 1, SDN Baktijaya 3 dan SDN Mekarjaya 15 menjadi SDN Baktijaya 3, serta SDN Sukamaju Baru 2 dan 3 menjadi SDN Sukamaju Baru 2.
"Untuk tiga sekolah kita gabungkan adalah SDN Beji Timur 1, 2, dan 3 menjadi SDN Beji Timur 1, SDN Tugu 6, 8 dan 11 menjadi SDN Tugu 6," jelas Wawang.
Sementara pada 2022, Disdik Kota Depok masih berencana melakukan penggabungan satuan pendidikan. Wawang menyebut, ada beberapa sekolah lagi yang kemungkinan dimerger. "Contohnya SDN Citayam 1 dan 4 yang dalam satu area, cuma jumlah siswanya terlalu besar sampai 1.000 orang, ini yang perlu diperhatikan," jelasnya.