Ahad 14 Nov 2021 09:30 WIB

Jejak Armen dan Causasia di Sumedang Larang

Daendels dengan jalan pos Anyer-Panarukan tujuannya mengincar kekayaan emas Sumedang

Pengunjung mengamati mahkota binokasih yang terbuat dari emas peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Pengunjung mengamati mahkota binokasih yang terbuat dari emas peninggalan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Kerajaan Sumedang Larang yang memiliki peninggalan berupa bangunan keraton yang dibuat pada tahun 1706, mahkota binokasih, senjata pusaka, naskah-naskah kuno dan alat musik gamelan yang dibuat pada kurun waktu tahun 1625 hingga 1825 tersebut saat ini telah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola oleh Yayasan Nadzhir Wakaf Pangeran Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Kedua kata berasal dari bahasa Armen. Sumedang dalam bahasa Inggris artinya 'sprinkle' yang dapat diartikan  semburan air. Larang itu kemilau atau berkilauan.

Timeline? Ini yang tidak mudah menentukannya. Kita pegang datum yang pasti: Serbuan perusuh kepada jamaah shalat Idul Adha di mesjid Tegal Kalong. Itu terjadi pada tahun 1580 masih di masa Prabu Geusan Ulun. Para perusuh kemudian ditumpas tentara Mataram. Mataram II berdiri tahun 1550.

Sebelum Geusan Ulun adalah Eyang Santri.

Kalau diukur dari periode Eyang Santri mestilah penguasa Muslim Sumedang telah berkuasa sebelum Mataram II. Sebelum itu penguasa Sumedang Taji Malela yang mengganti Eyang Puti, ayahnya. Puti itu suci, ditulis tanpa H. Mereka monotheis.

Kalau berpatokan Eyang Puti yang penguasa awal di Sumedang maka kerajaan Sumedang berdiri XV M. Ini tidak klop dengan  perkiraan timeline prasasti Jayabupati dan prasasti Kebon Kopi II. Kedua prasasti ini setidaknya XIV M. Samudra Pasai dan Majapait XIII M. Sumber income kedua kerajaan ini emas. Cuma besarnya cadangan berbeda. Maka sumber Sumedang emas juga.

Dari teks prasasti Jayabupati mengandung indikasi di kali Citatih Sukabumi terdapat sumber emas. Tetapi mengherankan kalau prasasti Kebon Kopi II menceritakan Juru Pengambet (semacam MPR) menolak pengunduran diri Prabu kerajaan Sunda Jayabupati. Hal ini menggiring saya pada kesimpulan Kerajaan Sunda kalah dalam memperebutkan emas Citatih dengan Sumedang Larang. Makam Eyang Santri itu tak jauh dari Citatih.

Sumedang Larang satu-satunyanya kerajaan yang punya wilayah: Cianjur, Purwakarta, Karawang. Networking dengan kerajaan Mataram dan zona ekonomi Sunda Kalapa. Makam salah seorang Syahbandar Sunda Kalapa di Wanayasa.

Kadipaten Cianjur menyisakan banyak bangunan dengan pola arsitektur Caucasia, termasuk kompleks istana Cipanas. Kompleks ini tak ada kaitan dengan Belanda. Mereka cuma kaim saja. Kompleks itu arsitektur Caucasia sebagaimana rumah-rumah lama di Cianjur.

Kesimpulan:

Makam Taj(i) Malela. Ini nama Asia Tengah. Ia monotheis sama dengan Siliwangi. Merujuk data revelata Taj pendiri, atau keturunan pendiri, mayor power system Sumedang dengan sumber income emas. (Harap simak jalan pos Daendels Anyer-Panarukan kenapa harus melintas Sumedang).

Juga menarik untuk diamati koneksitas Sumedang dengan Mataram II dalam peristiwa Tegal Kalong 1580 dan gagalnya serangan Banten ke Karawang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement