REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung akan melaksanakan operasi pasar untuk menekan harga minyak goreng yang saat ini tinggi. Kegiatan tersebut akan dilakukan akhir November dengan melibatkan para ritel-ritel dengan sasaran masyarakat kurang mampu.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan, harga kebutuhan pokok relatif stabil terkecuali minyak goreng yang mencapai Rp 18 ribu per liter. Pihaknya sudah mengajak ritel-ritel di Bandung untuk menstabilkan harga minyak goreng melalui operasi pasar termasuk jelang hari Raya Natal dan tahun baru.
"Alhamdulillah baru hari kemarin ada kesepakatan dan dukungan dari ritel jadi insya Allah akhir bulan ini kita akan mengadakan operasi pasar untuk minyak goreng ini, kita minyak goreng kemasan premium bukan yang curah," ujarnya, Sabtu (13/11).
Ia melanjutkan, kegiatan operasi pasar dilakukan selama dua hari untuk masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu pihaknya akan berhati-hati saat menyelenggarakan operasi pasar agar tepat sasaran.
"Harga normal sekarang di toko ritel itu dari Rp 34 ribu hingga Rp 36 ribu. Rencananya kita akan jual nanti saat operasi pasar di Rp 28 ribu paling murah dan paling mahal Rp 30 ribu per dua liter," katanya.
Elly menuturkan, masing-masing konsumen hanya diperbolehkan untuk membeli minyak goreng dua pieces atau dua kemasan. Pihaknya segera akan membahas terkait rencana pelaksanaan operasi pasar dan penentuan lokasi kegiatan tersebut.
"Terkait dengan sasaran dan di mana lokasinya, itu mohon maaf belum bisa saya sampaikan. Pelaksanaanya nanti dua hari 30 November dan 1 Desember," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan rencana kegiatan kepada Wali Kota Bandung, Oded M Danial. Sedangkan para ritel akan membahas terkait harga minyak goreng yang akan dijual ke masyarakat.