REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bencana rob (banjir akibat gelombang pasang air laut) sudah menjadi langganan bagi warga di Kecamatan Kandanghaur, terutama Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan, Kabupaten Indramayu. Dibutuhkan penanganan terpadu untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, mengatakan, saat ini sedang dibangun breakwater (pemecah ombak) di Desa Eretan Kulon. Rencananya, pembangunan breakwater tersebut akan diperpanjang ke arah timur supaya tersambung dengan Desa Eretan Wetan.
Caya mengungkapkan, sudah menyampaikan kepada anggota Komisi V DPR RI mengenai masalah rob di Kabupaten Indramayu. Pihaknya pun sudah mengajukan tiga usulan pembangunan breakwater, yakni di daerah Tanjakan Kecamatan Krangkeng, Eretan Kecamatan Kandanghaur, dan Ujung Gebang Kecamatan Sukra.
"Bentuknya itu breakwater. Usulannya sudah masuk,’’ kata Caya.
Selain pembangunan breakwater, lanjut Caya, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan setempat. Pasalnya, penanganan rob tidak cukup hanya ditanganai dengan sipil teknis, namun juga vegetasi berupa penanaman mangrove.
"Mangrove juga bisa menjadi peredam gelombang dan penahan angin kencang,’’ tutur Caya.
Seperti diketahui, banjir rob melanda tiga desa di Kecamatan Kandanghaur, yakni Desa Eretan Kulon, Eretan Wetan dan Kertawinangun. Banjir rob terjadi sejak Jumat (5/11) dan biasa masuk ke pemukiman warga mulai sekitar pukul 08.00 WIB dan kembali surut sekitar pukul 15.00 WIB.
"Hari ini pun rob datang lagi,’’ kata anggota Tagana Kabupaten Indramayu, Waminudin, dalam pesan singkatnya kepada Republika, Selasa (9/11).
Banjir rob itu merendam sedikitnya seribu rumah warga di ketiga desa tersebut. Selain itu, banjir rob juga merendam sejumlah sekolah dan mengganggu aktivitas warga.