Selasa 09 Nov 2021 19:01 WIB

Libur Akhir Tahun, Satgas Ingatkan Jangan Ada Lonjakan

Jubir Satgas meminta semua belajar dari lonjakan kasus di tahun sebelumnya

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan semua pihak untuk mulai mengantisipasi mobilitas jelang libur akhir tahun. Wiku mengatakan, belajar dari pengalaman libur panjang selama pandemi Covid-19 hampir dua tahun terakhir, kelalaian protokol kesehatan maupun kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan semua pihak untuk mulai mengantisipasi mobilitas jelang libur akhir tahun. Wiku mengatakan, belajar dari pengalaman libur panjang selama pandemi Covid-19 hampir dua tahun terakhir, kelalaian protokol kesehatan maupun kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan semua pihak untuk mulai mengantisipasi mobilitas jelang libur akhir tahun. Wiku mengatakan, belajar dari pengalaman libur panjang selama pandemi Covid-19 hampir dua tahun terakhir, kelalaian protokol kesehatan maupun kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.

"Untuk itu perlu pemerintah sampaikan agar masyarakat bersiap-siap sejak dini menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru agar kita bisa mengantisipasi kesalahan yang sama terulang lagi," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring, Selasa (9/11).

Wiku menegaskan, pemerintah tidak melarang masyarakat menjalankan kegiatan di akhir tahun. Namun, aspek kehati-hatian harus tetap menjadi pedoman masyarakat dalam berkegiatan agar  kasus Covid-19 yang sudah baik saat ini tetap terkendali.

Wiku mengungkap, per 8 November tercatat hanya tersisa 0,23 persen orang yang positif Covid-19 secara nasional, dengan angka kematian harian sebesar 3, 38 persen dan angka kesembuhan sebesar 96,93 persen.

"Untuk itu, bijaknya kita menghargai pencapaian dengan tetap mempertahankan perkembangan kasus yang baik ini, bukan malah sebaliknya, bersikap lengah dan lalai sebagaimana yang juga disarankan oleh kementerian lembaga bahkan juga oleh DPR," kata Wiku.

Ia pun mengimbau beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus di awal Tahun 2022 yaitu, pertama menjalankan protokol kesehatan 3M secara komprehensif dan konsisten dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Kedua menyegerakan vaksinasi Covid-19. Wiku menjelaskan, vaksinasi tidak hanya melindungi diri tetapi juga bisa melindungi yang rentan atau orang yang tidak bisa divaksin.

"Misalnya untuk saat ini anak kurang dari 12 tahun ataupun orang dengan komplikasi kesehatan tertentu dapat terlindungi, karena menjamin lingkaran interaksi mereka dengan orang yang peluang tertularnya lebih rendah," kata Wiku.

Ketiga, lanjut Wiku, masyarakat diminta berinisiatif melakukan testing atau pengobatan Covid-19, jika merasakan gejala mirip Covid 19. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan karena terdeteksi lebih cepat dan juga demi meningkatkan angka kesembuhan karena ditindaklanjuti lebih cepat.

Lalu keempat, masyarakat diminta menganalisis resiko penularan sebelum berkegiatan, mulai dengan memperhatikan sirkulasi udara dan durasi kegiatan.

Selain itu, Wiku juga meminta masyarakat perlu mempertimbangkan urgensi untuk berpergian khususnya bagi mereka yang sedang merasa tidak dalam keadaan fit. Khususnya bagi orang yang merasakan gejala maupun kontak erat dengan Covid-19 untuk tidak melakukan aktivitas luar ruang dan perjalanan demi keamanan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

"Dan yang kelima adalah mengikuti perkembangan kebijakan yang berlaku dan mematuhinya. Dalam masa pandemi, masyarakat diminta untuk adaptif dengan penerapan gas rem yang ada melalui upaya terus mengikuti perkembangan kasus maupun kebijakan yang ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement