REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua DPR Puan Maharani diprotes lagi saat menjadi pimpinan sidang paripurna, Senin (8/11). Sikap dan tindakan Puan sebagai pimpinan sidang mendapat protes karena mengabaikan interupsi anggota DPR di sidang paripurna pengesahan persetujuan panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Kejadian bermula saat anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahmi Alaydroes ingin mengajukan interupsi pada sidang paripurna yang dipimpin Puan Maharani. Fahmi mengajukan interupsi sebelum Puan menutup jalannya sidang paripurna.
"Interupsi pimpinan, interupsi pimpinan," kata Fahmi di ruang sidang paripurna, Senin (8/11). Namun, Puan yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini bergeming dan melanjutkan menutup sidang.
"Kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat para anggota dewan dan hadirin sekalian atas ketekunan dan kesabarannya dalm mengikuti rapat paripurna hari ini," kata Puan menutup sidang.
"Saya minta waktu pimpinan interupsi," kata Fahmi mencoba lagi di sela-sela Puan bicara. "Pimpinan saya minta waktu. Pimpinan saya A432 pimpinan," teriaknya.
Puan pun kemudian mengetuk palu tanda berakhirnya sidang. "Bagaimana mau jadi capres," gerutu Fahmi meluapkan kekecewaannya.