Senin 08 Nov 2021 15:06 WIB

Lirik Eropa, IDI Peringatkan Potensi Kebangkitan Covid-19

Eropa dan Asia Tengah sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika, Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Covid 19 (ilustrasi). Kebangkitan kasus Covid-19 di Eropa terjadi setelah beberapa negara mencabut pembatasan dan menanggalkan pemakaian masker.
Foto:

Kekhawatiran Prof Zubairi soal kebangkitan Covid-19 di Tanah Air bukan tanpa alasan. Kasus Covid-19 mulai menunjukkan peningkatan menuju angka seribu kasus per hari sejak akhir Oktober.

Rinciannya, terdapat sekitar 600-700 kasus dari 27-30 Oktober. Pada 31 Oktober, jumlah kasus sempat turun jadi 500-an, namun angkanya kembali melonjak hingga 801 kasus pada 3 November dan turun di kisaran 400-an kasus pada 7 November.

"Berlebihan untuk saling ingatkan lebih baik ketimbang sembrono dan kembali ke situasi kelam seperti Agustus silam," kata Prof Zubairi seraya mengajak masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan agar Indonesia terhindar dari kebangkitan Covid-19.

Sementara itu, pada Jumat (5/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, Eropa dan Asia Tengah sekali lagi berada di pusat pandemi Covid-19. Organisasi itu menyebut kemungkinan 500 ribu kematian tambahan sebelum 1 Februari 2022.

Direktur Regional Eropa WHO Dr Hans Kluge mengatakan, peningkatan 55 persen dalam kasus Covid-19 baru selama empat pekan terakhir di wilayah tersebut disebabkan oleh tingkat vaksinasi yang rendah. Tindakan pencegahan yang minim juga menjadi dalangnya.

 

"Eropa dan Asia Tengah menyumbang 59 persen dari kasus global dan 48 persen dari kematian yang dilaporkan," ujar Dr Kluge dalam konferensi pers dilansir di Euronews, Jumat (5/11).

 

Musim dingin yang membuat orang-orang yang berkumpul di tempat tertutup yang terbatas serta penggunaan masker yang rendah di tengah ancaman varian delta juga berkontribusi terhadap lonjakan tersebut. Para ahli WHO mengatakan, di seluruh wilayah ada variasi besar dalam penyerapan vaksin Covid-19.

Sekitar satu miliar dosis vaksin telah diberikan di wilayah tersebut. Namun, hanya sekitar 47 persen orang di wilayah tersebut yang sepenuhnya divaksinasi.

 

"Meskipun ada delapan negara di kawasan yang telah memvaksinasi 70 persen dari populasi mereka, angkanya tetap di bawah 10 persen," kata Kluge.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement