REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menyusul dihapusnya cuti bersama Natal dan Tahun Baru (Nataru), pengelola daya tarik wisata di Kabupaten Semarang masih menanti kepastian regulasi Pemerintah.
Khususnya terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pariwisata maupun boleh tidaknya menggelar event-event menyambut malam pergantian tahun nanti. Sejumlah pengelola wisata di Kabupaten Semarang tidak berani berspekulasi dengan menyiapkan berbagai program khusus dalam menyambut liburan Nataru untuk akhir tahun nanti.
"Soal bagaimana akhir tahun nanti, kami masih wait and see kebijakan dari Pemerintah, apakah boleh menggelar event atau tidak," kata General Manager (GM) Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) Frina Bonita, kepada Repubika, Ahad (7/11).
Menurutnya, hal yang sama tentu juga dilakukan oleh para pengelola wisata yang ada di Kabupaten Semarang lainnya, karena alasan keamanan dan keselamatan masyarakat (wisatawan) dari ancaman penularan Covid-19.
Bonita juga mengakui, animo masyarakat untuk mengisi liburan Nataru masih akan tinggi, namun wisata yang dikelolanya pun belum berani menyiapkan program maupun acara khusus untuk menyambut momentum tersebut.
Kendati begitu, dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah guna menekan sekecil mungkin risiko penyebaran Covid-19 pada masa libur akhir tahun nanti, Kakoba bakal tetap proaktif melaksanakan apapun kebijakan Pemerintah.
Bahkan untuk mengantisipasi besarnya animo wisatawan (pengunjung) pada liburan akhir tahun nanti, Kakoba telah memperbanyak jumlah personil Satgas Covid-19 di lingkungan wisatanya.
"Para personil tambahan untuk satgas Covid-19 internal ini juga telah dibekali berbagai SOP dan cara bertindak jika terjadi crowd (kerumunan), bagaimana memonitor kepatuhan protokol kesehatan," jelasnya.
Hal ini, lanjut Bonita, dilakukan untuk memastikan protokol kesehatan dan berbagai SOP pencegahan Covid-19, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh pengunjung maupun seluruh karyawannya.
Sehingga, selama masyarakat maupun wisatawan beraktivitas di lingkungan Kakoba, mereka tetap nyaman dan aman dari risiko penularan Covid-19. Terlebih kebijakan Pemerintah terkait dengan antisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.
"Artinya, mereka tetap dapat berwisata dengan aman dan tetap sehat dari ancaman Covid-19," tegasnya.