Ahad 07 Nov 2021 21:41 WIB

Bahaya Mengintai Wisatawan di Jalur Rawan Bencana

Wisatawan diimbau menghentikan aktivitas saat melihat tanda akan terjadinya bencana.

Para wisatawan diingatkan untuk berhati-hati ketika berada di jalur wisata (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Para wisatawan diingatkan untuk berhati-hati ketika berada di jalur wisata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengimbau wisatawan untuk ekstra hati-hati dan selalu waspada saat melintasi jalur rawan bencana di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Pasalnya sejak satu pekan terakhir curah hujan turun cukup tinggi sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam.

Kepala BPBD Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan sejak satu pekan terakhir intensitas hujan yang turun di sebagian besar wilayah Cianjur, berlangsung lebih dari dua jam setiap harinya, sehingga menyebabkan berbagai bencana alam mulai dari banjir, longsor dan pergerakan tanah. Termasuk sebagian besar jalur wisata di Cianjur, harus diwaspadai karena rawan terjadi bencana alam longsor.

Baca Juga

“Mulai dari kawasan Puncak hingga wilayah bagian selatan, seiring tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir," kata dia, Ahad (7/11).

Pihaknya mencatat jalur wisata yang rawan terjadinya bencana alam longsor saat hujan turun deras seperti Jalan Raya Puncak-Cianjur, Jalan Raya Cianjur-Campaka, hingga Jalan Nasional Naringgul-Bandung serta jalur alternatif Cianjur-Jongol. Seiring tingginya curah hujan, pihaknya mengimbau pengelola tempat wisata dan wisatawan untuk tetap waspada segera menutup atau menghentikan aktivitas saat melihat tanda akan terjadinya bencana, terutama di objek wisata alam khususnya air terjun dan pantai.

"Bahkan wisatawan diimbau untuk tidak bermain terlalu dekat dengan air terjun atau pantai karena saat ini, debit air dan gelombang laut berubah-ubah, sehingga dapat mengancam keselamatan wisatawan," kata dia.

Arus air dan gelombang saat ini, tambah dia, tidak dapat diprediksi terlebih saat hujan turun deras dengan intensitas lama, sehingga dapat membahayakan keselamatan wisatawan atau pelaku wisata. "Kami imbau tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas di pinggir pantai atau lokasi air terjun," ujar Tedi.

Pengelola Curug Cikondang di Kecamatan Campaka Mulya, Sundara Saputra, mengatakan selama musim penghujan debit air terjun terus meningkat, bahkan dapat membahayakan wisatawan. Untuk itu, pihaknya mengintruksikan kepada petugas untuk melakukan pengawasan ekstra agar wisatawan tidak bermain di bawah air terjun. Bahkan berbagai pembatasan dilakukan guna menghindari hal yang tidak diinginkan, seiring tingginya arus air terjun yang jatuh, terlebih saat hujan turun deras dengan intensitas lama.

“Kami instruksikan pada pegawai dan wisatawan yang datang untuk tidak mendekati air terjun termasuk aliran sungai karena debit airnya deras," kata Sundara.

Imbauan senada juga disampaikan BPBD Provinsi Banten. Mereka mengimbau wisatawan yang mengunjungi pesisir selatan untuk mengisi liburan akhir pekan agar tidak berenang guna menghindari kecelakaan laut.

"Kami mengingatkan wisatawan dapat mematuhi imbauan itu, karena ketinggian gelombang selatan antara 2,5 sampai 4,0 meter dan membahayakan bagi wisatawan yang berenang di sekitar pantai, " kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana.

Pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak hingga kini sangat membahayakan bagi wisatawan yang melakukan kegiatan berenang. Cuaca buruk di pesisir pantai selatan itu dengan ketinggian antara 2,5 meter sampai empat meter.

Kondisi demikian, tentu cukup membahayakan bagi wisatawan yang berenang, karena dapat terseret gelombang besar yang tidak diprediksi. "Kami merasa prihatin hari ini atas musibah yang menimpa wisatawan dari Bekasi yang terseret ombak di Pantai Ciantir kawasan Sawarna dan kini masih dalam pencarian," kata dia.

Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca buruk itu agar nelayan, pelaku pelayaran, dan wisatawan dapat mematuhi peringatan kewaspadaan tersebut. BPBD Banten sudah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan kepada aparat kecamatan, nelayan, pengelola wisata, pengusaha hotel, PPI Binuangeun, Lanal Banten, relawan Balawista, dan TPI setempat.

Penyampaian peringatan kewaspadaan itu, kata dia, agar menjadikan acuan berbagai pihak terkait untuk mencegah kecelakaan laut. Apalagi, kata dia, lokasi wisata pesisir selatan dibuka kembali oleh pemerintah setempat ."Kami minta wisatawan juga pelaku pelayaran dapat meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari kecelakaan laut," ujarnya.

Peringatan itu menjadi semakin penting lantaran baru saja terjado kasus wisatawan terseret ombak dan menghilang di di pesisir kawasan Sawarna, Bayah, Kabupaten Lebak. Badan SAR Nasional (Basarnas) Banten melakukan operasi pencarian dan evakuasi wisatawan yang berasal dari Bekasi tersebut.

”Kami sejak pagi hingga siang ini masih melakukan evakuasi dan belum menemukan wisatawan itu," kata Humas Basarnas Banten Wahyu di Lebak, Ahad (7/11).

Peristiwa kecelakaan laut yang melibatkan dua wisatawan itu terjadi Ahad (7/11) sekitar pukul 06.30 WIB. Mereka berenang di Pantai Ciantir, kawasan Sawarna. Kedua wisatawan itu, satu di antaranya dapat diselamatkan namun seorang lagi menghilang terseret ombak ke tengah laut Pantai Ciantir Kawasan Sawarna.

Saat ini Basarnas Banten bersama relawan penyelamat pantai juga TNI, Polri, BPBD setempat hingga nelayan melakukan pencarian dan pertolongan kepada wisatawan itu. Wisatawan yang terseret bernama Dzikri (21) alamat Jalan Sapiul Kelurahan Jati Cempaka Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. 

"Kami berharap wisatawan yang menghilang terseret ombak itu ditargetkan hari ini bisa ditemukan jika gelombang normal," kata Wahyu.

Menurut dia, Basarnas Banten menggunakan alat yang digunakan untuk melakukan evakuasi Rescue Car, Palsar Air, Palsar Komunikasi, Palsar Medis dan APD Hazmat. Selama ini, cuaca di selatan Lebak berawan dengan arah angin barat laut dengan ketinggian gelombang 2,5 sampai 4 meter. "Kami bekerja keras agar wisatawan yang menjadi korban kecelakaan laut dapat ditemukan," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement