REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Penataan Kali Cakung di Kota Bekasi terkendala pembebasan lahan di bantaran sungai yang dihuni warga sehingga turut memicu musibah banjir di daerah itu.
"Bangunan ini turut memicu banjir yang disebabkan meluapnya Kali Cakung di wilayah ini," kata Uu saat meninjau permukiman warga di Perumahan Bumi Nasio Indah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Uu mengatakan bangunan yang berdiri di bantaran bahkan ada yang tepat di atas sungai itu mengakibatkan arus air tidak mampu mengalir secara optimal dan akhirnya meluap ke permukiman warga.
"Pada Senin (1/11) kemarin tanggul penahan di sini juga sampai jebol. Ketinggian air yang merendam ratusan rumah warga di sini mencapai hampir 1,5 meter. Ini menjadi atensi khusus kami," ucapnya.
Dirinya bersama rombongan menyempatkan diri menyusuri aliran sungai tersebut selama satu jam lebih. Uu juga sempat berkomunikasi dengan warga sekitar terutama pemilik rumah yang dibangun tepat di tepi aliran sungai.
"Sekarang kami hadir, baik dari BPBD Jawa Barat, Pemkot Bekasi, dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan hari ini kami mengeksekusi beberapa hal yang dianggap perlu dan segera. Beberapa bangunan yang dianggap menghalangi laju air sudah dibebaskan Pemkot Bekasi," katanya.
Uu menambahkan usai peninjauan tersebut, BBWSCC akan segera melakukan pengerukan alur Kali Cakung. Panjang alur kali yang bakal dikeruk itu sepanjang tujuh kilometer dan akan dialirkan ke Banjir Kanal Timur (BKT).
"Kemudian tanggul Kali Cakung akan ditinggikan. Kami usahakan untuk membuat embung agar sebelum air datang ke sini, ada lahan kosong sebagai tempat transit air," ucapnya.