Rabu 03 Nov 2021 15:49 WIB

Nasi Kotak PSI Diduga Kurang Matang dan Higienis

Nasti kotak PSI mengandung bakteri Escherichia coli melebihi batas normal.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan dugaan awal bahwa nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dibagikan di Kampung Beting, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menyebabkan keracunan massal, karena makanan kurang matang dan kurang higienis. Foto: Ilustrasi bakter
Foto: Reuters
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan dugaan awal bahwa nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dibagikan di Kampung Beting, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menyebabkan keracunan massal, karena makanan kurang matang dan kurang higienis. Foto: Ilustrasi bakter

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan dugaan awal bahwa nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dibagikan di Kampung Beting, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menyebabkan keracunan massal, karena makanan kurang matang dan kurang higienis. Hasil pengujian Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta terhadap sampel nasi kotak yang diduga menyebabkan 35 warga mengalami muntah dan mual itu ternyata mengandung bakteri Escherichia coli melebihi batas normal.

"Makanannya tidak kedaluwarsa tapi tidak higienis," kata Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/11).

Baca Juga

Menurut Yudi, dugaan penyebab kontaminasi bakteri E. Coli pada sampel nasi kotak karena pengolahan bahan makanan yang dilakukan juru masak kurang bersih sehingga tidak menghilangkan kontaminasi bakteri di dalam makanan. "Kurang bersih dan kurang matang, kan bisa. Karena kurang higienis, maka ada bakteri E coli, jadi bukan karena kedaluwarsa," katanya.

Yudi juga mengklarifikasi pernyataan di sejumlah media massa, yang sebelumnya memberitakan bahwa pengujian sampel nasi kotak PSI dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Menurut dia, petugas BPOM memang mendampingi petugas Puskesmas mendatangi lokasi warga yang keracunan dan pengambilan sampel makanan pada Selasa (26/10) lalu. 

Selanjutnya, sampel makanan tersebut dibawa petugas Puskesmas ke Labkesda. Labkesda kemudian mengeluarkan hasil pengujian sampelnya pada 29 Oktober 2021.

Dari hasil pemeriksaan, sejumlah sampel dari nasi, telur, buncis, dan selada, oleh Labkesda, terdapat kontaminasi E coli yang melebihi ambang batas nilai normal. "Normal misal 1x10', bila lebih dari 1x10' dapat berdampak pada organ pencernaan manusia seperti diare dan muntah-muntah," kata Yudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement