REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa diusulkan menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki usia 58 tahun pada 8 November 2021. Andika pun akan menjadi Panglima TNI ke-21.
Pengamat komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menyebut, dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Sususan Organisasi TN, terdapat ruang jabatan baru, yaitu Wakil Panglima TNI. Hingga kini, posisi tersebut masih kosong alias belum diisi.
Posisi Wakil Panglima TNI di era reformasi, lanjut Ginting, pernah digunakan dua kali. Pertama era Presiden BJ Habibie. Panglima TNI Jenderal Wiranto didampingi Wakil Panglima TNI Laksamana Widodo AS. Kemudian saat Presiden Abdurachman Wahud (Gus Dur). Panglima TNI dijabat Laksamana Widodo AS dan Wakil Panglima TNI Jenderal Fachrul Razi.
Jadi, menurut Ginting, saat Andika jadi Panglima TNI, kemungkinan Wakil Panglima TNI bisa diisi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono. Sehingga harus ada KSAL sebagai penggantinya. Karena, sambung dia, publik juga bertanya, untuk ada ada Perpres Nomor 66 Tahun 2019 jika tidak digunakan posisi orang nomor dua di Mabes TNI.
Namun, jika Perpres itu tidak digunakan, Yudo akan tetap menjadi KSAL. "Mungkin jika Laksamana Yudo boleh memilih, antara menjadi KSAL atau Wakil Panglima TNI, kemungkinan dia akan lebih memilih menjadi KSAL. Kepala Staf Angkatan itu punya kuasa di Mabes matra masing-masing. Sementara di Mabes TNI, kuasa dipegang Panglima TNI, sedangkan Wapang TNI hanya cadangan saja."
Baca juga : Jenderal Andika Disodorkan Jadi Panglima TNI Ke-21
Namun, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sukses menjadikan Jenderal Andika menjadi Panglima TNI, tak serta-merta posisi orang nomor satu di Republik ini sudah kuat. Pasalnya, Andika hanya akan menjabat sekitar satu tahun dua bulan saja, dengan catatan jika tidak ada perpanjangan masa pensiun.
Jokowi harus memikirkan sosok pimpinan TNI yang sesuai dengan seleranya. Dia harus mengkader pimpinan TNI, bahkan sampai peralihan kekuasaan pada Oktober 2024. Ginting menyebut, Jokowi harus menyiapkan sosok pimpinan TNI yang memiliki jejak hubungan baik dengannya. Karena itu, kandidat kuat KSAD yang muncul adalah Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman.
"Letjen Dudung Abdurachman, memiliki posisi kuat menduduki jabatan KSAD menggantikan Andika Perkasa," ujar wartawan senior tersebut.
Yang juga menarik, kata Ginting, justru siapa yang bakal menggantikan posisi Pangkostrad yang ditinggalkan Dudung jika terpilih menjadi KSAD. Menurut analisis Ginting, calon Pangkostrad yang akan dipilih Jokowi adalah Mayjen Agus Subianto, kini Pangdam Siliwangi. Mayjen Agus sebelumnya merupakan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
"Lulusan Akmil 1991 itu merupakan sosok yang paling mungkin menduduki jabatan Pangkostrad, antara lain berdasarkan interaksi komunikasi dengan Presiden Jokowi," katanya.
Sementara calon alternatif kedua yang bisa menduduki Pangkostrad, menurut Ginting, adalah Mayjen Maruli Simanjuntak yang saat ini menjadi Pangdam Udayana. Maruli lulusan Akmil 1992 dan menantu dari Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, yang sebelumnya menjabat Danpaspampres.
"Agus dan Maruli orang dekat lingkaran Jokowi. Keduanya kebetulan pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Agus Subianto juga pernah menjadi Komandan Kodim di Solo pada 2009-2011, saat Walikota Solo dijabat Joko Widodo," ungkap Ginting yang malang melintang menjadi wartawan masalah pertahanan keamanan selama sekitar 30 tahun.
Baca juga : Ini Solusi Jokowi di KTT G20 untuk Atasi Perubahan Iklim