REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Dalam 6 Tahun kepemimpinannya H Sugianto Sabran, Gubernur Kalimantan Tengah banyak melakukan terobosan dan inovasi yang dilakukan. Kepedulian pada masyarakat menjadi modal utama dalam memimpin Bumi Tambun Bungai, tanah berkah Provinsi Kalimantan Tengah.
Sebagai seorang Gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tentu tidak mudah. Banyak kebijakan pemerintah dalam hal ini Presiden RI Ir H Joko Widodo harus dikawal sampai tingkat pemerintahan terkecil di Kalimantan Tengah, agar dapat di implementasikan dengan baik sesuai dengan arahan Presiden RI.
"Sebagai seorang Gubernur yang juga merupakan “Bapak” bagi masyarakatnya, tentu memiliki tanggungjawab yang teramat besar. Tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Kalimantan Tengah," tegas Sugianto, usai olahraga sore di Halaman Istana Isen Mulang Selasa (2/11).
Dalam beberapa kesempatan Gubernur Sugianto Sabran kerap mengungkapkan sumber daya alam (SDA) di Kalimantan Tengah ini sangat melimpah dan tentu harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. "Dirasakan melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pembangunan Infrastruktur" ungkapnya
Untuk mengoptimalkan pengelolaan SDA, Gubernur mencanangkan hilirisasi sebagai fokus utama agar sumber daya alam di Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan nilai gunanya sebelum dipasarkan keluar Kalimantan Tengah. Hilirasasi ini diharapkan juga mampu menyerap tenaga kerja setempat.
"Hilirisasi dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah, bukan untuk mensejahterakan segelintir orang saja dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat," katanya.
Meski demikian Sugianto mengakui banyak pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan pro rakyat tersebut. Tapi buat seorang gubernur lanjut dia bahwa pilihan sudah dibuat dan tindakan sudah dilakukan dengan cepat.
Langkah tegas Gubernur Sugianto untuk menertibkan pengelolaan SDA di Kalimantan Tengah tak sedikit menuai kecaman banyak pihak. Hingga akhir-akhir ini Gubernur dengan gelar Temanggung Antang Pasihai yang berarti pemimpin yang mampu mengayomi melindungi dan panutan masyarakat itupun diancam akan dibunuh oleh oknum tertentu.
Hal ini terlihat dari postingan pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB yang diposting oleh akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman “matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh..” yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas).
Ancaman ini kemudian juga berlanjut pada postingan yang turut mengancam Presiden RI pada tanggal 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB ”Ayo pak jokowi presiden RI jangan kecewakan saya,atau saya semblih anda”.