Selasa 02 Nov 2021 06:20 WIB

Jokowi: Negara Maju Harus Lebih Konkret Kendalikan Iklim

Pendanaan adaptasi 100 miliar dolar AS dari negara maju harus segera dipenuhi.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Presiden Indonesia Joko Widodo
Foto: AP/Andrew Medichini
Presiden Indonesia Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang terkait perubahan iklim. Presiden mengharapkan, pendanaan adaptasi sebesar 100 miliar dolar AS dari negara maju harus segera dipenuhi guna mempercepat upaya penanganan perubahan iklim. 

“Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim, terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy,” kata Jokowi saat mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris di Glasgow, Senin (1/11), dikutip dari siaran resmi Istana pada Selasa (2/11). 

Baca Juga

Menurut dia, Indonesia sendiri telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim dalam beberapa tahun terakhir. “Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4 kali lebih besar dibandingkan lahan gambut,” ujar Jokowi. 

Karena itu, Jokowi percaya Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional. “Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta roadmap yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal,” kata dia. 

Dalam pertemuan tersebut, presiden menyampaikan isu yang dihadapi dunia saat ini, yakni bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19 sehingga pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat. Ia menjelaskan saat ini kondisi Covid-19 di Indonesia terus mengalami tren perbaikan. 

Selain itu, pemerintah juga terus mengejar capaian target vaksinasi hingga akhir tahun ini. “Jumlah kasus harian sudah turun sangat jauh dari puncaknya 56 ribuan kasus di 15 Juli 2021 menjadi hanya sekitar 400-700 kasus dalam minggu-minggu terakhir ini. Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2,” jelasnya. 

Pada acara ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri BUMN Erick Thohir. 

Selain itu, hadir pula Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, dan Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.

Baca juga : Erick: KTT G20 Kesempatan RI Tunjukkan Pertumbuhan Ekonomi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement