REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rossi Handayani, Dea Alvi Soraya, Meiliza Laveda
HEBRON -- Ahad lalu bukan pertama kalinya Israel menutup Masjid Ibrahimi bagi umat Muslim Palestina. Direktur Masjid Ibrahimi Sheikh Hefzy Abu Sinina mengatakan Tentara pendudukan Israel menutup masjid yang terletak di Hebron, Tepi Barat itu.
Tentara Israel hanya mengizinkan pemukim Yahudi untuk mengunjungi masjid tersebut. Dilansir dari laman Wafa, Ahad (31/10), Sheikh Hefzy mengatakan tentara pendudukan Israel menutup masjid mulai pukul 15.00 pada Jumat (29/10) hingga pukul 22.00 pada Sabtu.
Penutupan masjid menandai hari libur Yahudi, Chayei Sarah. Jamaah Muslim bahkan dicegah mengakses halaman masjid. Selama hari libur Yahudi, tentara pendudukan Israel menutup masjid bagi umat Islam hingga 10 hari dalam setahun.
Pada September, Masjid Ibrahimi ditutup oleh otoritas Israel selama Tahun Baru Yahudi, Sukkot. Direktur Masjid Ibrahimi Sheikh Hafthi Abu Sneina mengatakan sejumlah pemukim Yahudi mengotori masjid selama periode itu. Sementara itu, tentara Israel memberlakukan pembatasan pergerakan terhadap warga Palestina di pintu masuk Kota Tua Hebron dengan alasan guna mengamankan area tersebut untuk perayaan Yahudi.
Keputusan itu dikutuk oleh pejabat Palestina yang menilai langkah itu sebagai serangan terhadap hak asasi manusia. "Penghinaan mencolok terhadap perasaan orang Arab dan Muslim, pelanggaran berat terhadap kebebasan beribadah dan pelanggaran terang-terangan terhadap piagam dan konvensi hak asasi manusia internasional," kata Kepala Komite Eksekutif Departemen Hak Asasi Manusia Organisasi Pembebasan Palestina Ahmad Tamimi, dilansir Al Araby, Ahad (31/10).