Senin 01 Nov 2021 17:33 WIB

Anies: Kita Siapkan Skenario Atasi Banjir

Salah satu skenario atasi banjir dengan perbaiki sistem drainase dan bebaskan lahan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas dengan menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Ahad (31/10). Pemprov DKI Jakarta terus melakukan pengerukan serta pembersihan waduk, sungai dan saluran air dari lumpur dan sampah untuk mencegah pendangkalan dan mengantisipasi banjir saat musim hujan.Prayogi/Repulika.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas dengan menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Ahad (31/10). Pemprov DKI Jakarta terus melakukan pengerukan serta pembersihan waduk, sungai dan saluran air dari lumpur dan sampah untuk mencegah pendangkalan dan mengantisipasi banjir saat musim hujan.Prayogi/Repulika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada menyoal potensi cuaca ekstrem hingga 6 November 2021. Dikatakan BPBD, potensi tersebut meliputi hujan secara sporadis, lebat dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, termasuk hujan es.

"Yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung," kata BPBD DKI dikutip Republika di akun resmi instagramnya, Senin (1/11).

Baca Juga

Menurut mereka, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin. Utamanya, yang dapat meningkatkan pola konektivitas.

"Diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan," ujar BPBD.

Pertumbuhan itu, juga diklaim mereka tidak hanya terjadi di Jakarta. Melainkan, di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Dengan adanya kondisi tersebut, mengutip BMKG, kata BPBD, ada potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat atau petir.

"Juga angin kencang untuk periode 31 Oktober-6 November 2021 di wilayah DKI," ujar dia.

Dikatakan lebih jauh, khusus masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi, agar meningkatkan kesiapsiagaan. Kepada warga, mereka juga meminta untuk melaporkan jika terjadi genangan atau banjir melalui aplikasi JAKI.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, Jakarta telah belajar dari pengalaman banjir Januari 2020 dan Februari 2021. Ke depannya, jika banjir dari tiga front datang ke Jakarta pada waktu yang bersamaan, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan skenario berdasarkan dari pengalaman yang lalu.

"Nah, jadi pertama menyusun skenario pembagian tugas, itu sudah disiapkan. Siapa mengerjakan apa, sehingga ketika ada kejadian, kita bisa mendistribusikan pekerjaan dengan baik," kata Anies.

Langkah kedua, lanjut dia, adalah memastikan adanya simulasi penanganan banjir yang berjalan dengan lancar. Hal itu, kata dia, melihat simulasi banjir tahun lalu yang tidak hanya berdasarkan pembagian tugas, melainkan juga latihan di lapangan menyangkut banjir.

"Itu sebabnya ketika Februari kemarin, ketika terjadi hujan melampaui kapasitas daya tampung kita, lalu terjadi otomatis genangan dan banjir," ucap dia.

Karena itu, target untuk segera mengeringkan genangan di DKI dinilainya harus dan bisa tercapai, terlebih saat semua sumber daya dikerahkan. Menurut Anies, saat sebuah kawasan tergenang, hingga beberapa hari, maka di hari tersebut semua unit pemadam kebakaran akan dikerahkan, selain dari pompa mobile dan tangki penyiraman untuk menarik air.

"Itu semua memerlukan manajemen, semuanya memerlukan skenario, itu semua memerlukan simulasi, dan itu yang kita kerjakan," jelas Anies.

Terkait tiga front atau ancaman yang disebutkan, sebelumnya, Anies menjelaskan jika ancaman pertama datang dari pesisir berupa banjir rob. Sedangkan, kedua adalah front dari kawasan selatan pegunungan berupa air hujan yang mengalir melalui 13 sungai dan memasuki Jakarta. Lalu, ketiga adalah hujan lokal yang terjadi di Jakarta.

"Tiga front itu yang akan kita hadapi dengan tiga prinsip. Satu siaga, kedua tanggap, dan ketiga galang," kata Anies.

Perbaiki sistem drainase

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya akan terus memperbaiki sistem drainase dan melakukan pembebasan lahan untuk pencegahan banjir. Secara khusus, kata dia, bentuknya akan dilakukan dengan merealisasikan pembuatan sumur resapan, gerebek lumpur, situ dan pengerukan.

"Ada 13 sungai, 31 waduk lebih yang kita keruk setiap tahun," kata Riza, Senin.

Dia menambahkan, pihaknya juga mengerahkan sekitar 257 ekskavator yang dioperasikan selama hari kerja di semua musim. Ditanya rencana Pemprov soal banjir yang akan surut lebih cepat dari sebelumnya, Riza tak menampiknya. Padahal, kata dia, sebelumnya banjir kerap merendam selama tiga hingga empat hari di berbagai lokasi.

"Pemerintah terus memperbaiki, merevisi, berbagai regulasi yang ada. Logistik semua sudah siapkan sampai perahu karet," kata dia.

Menurutnya, masalah cuaca ekstrem dengan intensitas tinggi kali ini memang akan berlangsung lama. Ditanya pemukiman di Kebon Pala yang terdampak banjir selama tiga hari dan surut Senin (1/11) pagi ini, Riza tak menampik. Kendati demikian, berbagai upaya soal itu diakui dia sudah dilakukan pihaknya.

"Berbagai upaya kali Ciliwung sudah diupayakan, sedang dibuat juga codetan bersama dengan PUPR Pemerintah Pusat membuat codetan dari Kali Ciliwung ke BKT," kata Riza menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement