Ahad 31 Oct 2021 06:32 WIB

Ganjar Setuju Penghapusan Cuti Bersama Akhir Tahun

Menurut Ganjar, tidak perlu menambah hari libur saat Natal dan Tahun Baru.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: ISTIMEWA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo setuju dengan adanya penghapusan cuti bersama Natal dan Tahun Baru atau akhir tahun yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Menurut Ganjar, tidak perlu menambah hari libur saat Natal dan Tahun Baru karena keduanya jatuh pada akhir pekan.

"Lebih baik karena harinya itu Natal dan tahun baru sama-sama hari Sabtu. Kalau hari Sabtu dan Minggu maka ya liburnya itu aja," kata Ganjar dalam keterangan, Ahad (31/10).

Baca Juga

Keputusan penghapusan cuti bersama tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tiga menteri yang menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021. Ganjar mengatakan, kebijakan itu akan lebih baik guna menekan mobilitas masyarakat pada masa libur Nataru mendatang sehingga kasus Covid-19 bisa dikendalikan.

"Kalau liburnya hanya dua hari itu maka kemungkinan orang bermigrasi pindah dari satu tempat ke tempat lain itu bisa mengendalikan Covid-19 dari kemungkinan terjadi kerumunan. Kalau saya setuju banget," katanya.

 

Ganjar juga setuju jika ada pelarangan pengambilan cuti aparatur sipil negara (ASN) pada momen perayaan libur Nataru. Dia mengimbau agar masyarakat diminta merayakan Natal dan Tahun Baru di rumah masing-masing.

"Kami sarankan yang merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat masing-masing. Jadi nggak usah pindah kota. Dengan cara itu kita bisa mencegah perpindahan atau pergerakan penduduk yang besar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement