Jumat 29 Oct 2021 14:31 WIB

Parpol Buat Konvensi Capres karena Dinilai tak Punya Jagoan

Konvensi dilakukan karena sebuah parpol tak punya tokoh yang bisa dijagokan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat menyampaikan orasi politik. Nasdem berencana melakukan konvensi capres untuk diusung dalam pilpres 2024.
Foto: Antara Foto
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat menyampaikan orasi politik. Nasdem berencana melakukan konvensi capres untuk diusung dalam pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia), Hendri Satrio ,mengamati fenomena konvensi calon presiden (capres) yang dilakukan partai Nasdem. Menurutnya, konvensi dilakukan karena sebuah parpol tak punya tokoh yang bisa dijagokan.

"Kalau partai papan tengah cari capres itu karena otomatis mereka tidak memiliki figur sentral atau tokoh yang mumpuni secara popularitas sehingga perlu menjaring para tokoh," kata Hendri kepada Republika.co.id, Jumat (29/10).

Hendri mengatakan, konvensi capres bukan kali ini saja dilakukan sebuah parpol. Konvensi pertama kali diadakan di Indonesia oleh Partai Golkar. Tokoh yang pernah ikut konvensi capres Golkar di antaranya Wiranto, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Surya Paloh.

"Golkar lakukan dulu itu efektif dan bagus. Artinya itu jadi jalan tengah di parpol untuk dorong orang yang menurut parpol itu pantas jadi capres," ujar Hendri.

Hendri menilai parpol manapun boleh mengadakan konvensi capres. Ia mengimbau parpol tak perlu cemas prematur soal suara yang bakal diperoleh sang peserta konvensi. "Masalah menang atau enggak di pilpres belakangan, karena itu pilihan rakyat," ucap Hendri.

Selain itu, Hendri menyinggung konvensi capres yang pernah dilakukan Partai Demokrat. Dalam konvensi Demokrat, ia menyayangkan tokoh yang telah terjaring malah diabaikan. 

Hendri menyarankan agar Nasdem tak mengikuti jejak Demokrat dalam hal ini. Sebab konvensi capres diharapkan akan melahirkan tokoh yang mumpuni dalam memimpin bangsa Indonesia.

"Biasanya penjaringan tokoh ini kalau memang bagus, hasilnya bagus, misalnya Dahlan Iskan di Demokrat waktu itu ada Anies Baswedan juga. Sebenarnya kalau dipatuhi bagus, tapi Demokratnya balelo enggak patuhi atau teruskan hasil konvensi," ucap Hendri. 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menyatakan bakal menggelar konvensi untuk menunjuk satu sosok sebagai capres. Pemenang dalam forum tersebut, disebutnya akan mendapatkan hak menjadi capres untuk Pilpres 2024 dari Nasdem.  

"Konvensi menghasilkan calon presiden terbaik sebagai pemenang konvensi. Dan yang terkahir, dia memastikan mendapatkan tiket untuk mengantarkan mereka sebagai calon resmi," ujar Surya di Jakarta, Kamis (28/10). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement