Kamis 28 Oct 2021 21:27 WIB

Hari Sumpah Pemuda, Mendes Ajak Pemuda Pasarkan Produk Desa

Pemuda diminta aktif memasarkan berbagai produk unggulan desa melalui media sosial.

Rep: Febryan A/ Red: Mas Alamil Huda
Peserta pameran UMKM binaan Pertamina menata kerajinan yang di pamerkan saat peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (12/10/2021). Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa pencanangan Gernas BBI yang bertemakan Go Borneo itu untuk membangkitkan semangat mengenalkan, mengembangkan, memajukan, dan memperluas pemasaran produk UMKM dan BUMDesa khas Kalimantan Timur.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Peserta pameran UMKM binaan Pertamina menata kerajinan yang di pamerkan saat peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (12/10/2021). Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa pencanangan Gernas BBI yang bertemakan Go Borneo itu untuk membangkitkan semangat mengenalkan, mengembangkan, memajukan, dan memperluas pemasaran produk UMKM dan BUMDesa khas Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengajak anak muda memanfaatkan momentum Sumpah Pemuda untuk membangkitkan perekonomian desa. Pemuda diminta aktif memasarkan berbagai produk unggulan desa melalui media sosial. 

“Bagi generasi muda yang aktif di media sosial, mari sama-sama membangkitkan perekonomian desa dengan memasarkan berbagai produk unggulan desa. Kalian bisa memasarkan pesona desa wisata, produk buah-buahan, produk sayuran organik, padi premium, hingga keunikan kerajinan tangan produksi warga desa," kata Halim pada Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10). 

Pemuda, kata Halim, selalu menjadi pionir dalam setiap perubahan besar di republik ini. Baik ketika masa perjuangan melawan kolonialisme hingga pada masa-masa pergantian rezim kekuasaan. "Saat ini pun anak-anak muda juga yang selalu menyuarakan berbagai tuntutan dari masyarakat,” kata Halim sebagaimana dikutip dari siaran persnya.

Salah satu cara pemuda menjadi pionir pada masa kini adalah memanfaatkan platfrom media sosial masing-masing untuk pemajuan desa. Sebab, banyak produk unggulan desa yang membutuhkan bantuan pemasaran. 

Terlebih, kata dia, saat ini banyak desa-desa wisata dengan berbagai fasilitas sarana memadai, tapi belum banyak diketahui calon pelancong. Banyak pula produk pertanian, perkebunan, maupun perikanan yang berkualitas tetapi dihargai rendah karena pemasarannya harus melalui tengkulak. 

“Jika anak-anak muda melalui media sosialnya bisa memangkas rantai distribusi ini dalam arti konsumen sebagi end user langsung bisa membeli produk dari petani atau melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) makan sangat membantu peningkatan ekonomi desa,” ungkap Halim. 

Selain membantu meningkatkan ekonomi desa, lanjut Halim, anak-anak muda juga bisa memanfaatkan media sosial sebagai alat kontrol terhadap penggunaan dana desa. Sehingga dana desa benar-benar dimanfaatkan sepenuhnya untuk masyarakat.

“Kami yakin anak-anak muda sangat dibutuhkan peran aktif dan kiprahnya dalam mengawal dan mempercepat pembangunan desa,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement