REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin mengatakan, populasi perempuan setengah dari total populasi Indonesia dan jumlah anak-anak yang jumlahnya sepertiga dari total populasi. Jumlah ini menjadikan perempuan dan anak-anak memiliki potensi besar untuk melakukan gerakan menabung.
Karena itu, perempuan dan anak perlu untuk memahami pentingnya menabung untuk kesejahteraan keluarga. "Kalau mereka semua memahami inklusi keuangan, mereka semua menabung tentunya negara kita pasti insya Allah akan lebih sejahtera dari sekarang," kata Lenny N. Rosalin dalam webinar bertajuk "Pentingnya Menabung untuk Masa Depan Lebih Sejahtera" yang diikuti di Jakarta, Rabu (27/10).
Pada 9 Juni 2020, telah diluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI) Perempuan yang tujuannya memastikan semua perempuan memiliki pengetahuan, kapasitas, sumber daya dan peluang untuk mencapai dan menikmati pemberdayaan ekonomi. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga pun ditunjuk menjadi salah satu Anggota Dewan Nasional Keuangan Inklusif.
Visi SNKI Perempuan juga menjadi target dalam mengembangkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di 74.961 desa di seluruh Indonesia. Dengan menerapkan strategi nasional keuangan inklusif, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan gender, kesenjangan desa-kota serta kesenjangan kaya-miskin.
"Juga literasi dan perlindungan konsumen, jangkauan layanan keuangan harus diperluas. Inklusif artinya memastikan bahwa semua masyarakat Indonesia bisa mengakses dan menjangkau layanan keuangan termasuk memperkuat permodalan untuk mengembangkan UMKM yang mana menjadi perhatian untuk pemberdayaan perempuan," tuturnya.