REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) bersama Incubator Center (IC) UBSI dan BSI Entrepreneur Center (BEC) kembali menggelar seminar entrepreneur. Mengusung tema ‘Wiramuda kreatif, Indonesia Bangkit’, kegiatan ini digelar secara daring, selama 10 hari dengan tema dan narasumber yang berbeda-beda.
Fuad Nur Hasan selaku Ketua IC UBSI dan Kepala BEC mengatakan, tujuan seminar ini adalah mengubah mindset mahasiswa agar menjadi seorang pengusaha bukan sebagai pekerja.
“Seminar entrepreneur ini bertujuan untuk mengubah pola pikir mahasiswa dari pekerja menjadi pengusaha serta dapat memotivasi mahasiswa untuk memulai usaha sejak dini. Agar mahasiswa dapat mengetahui tips-tips dari pelaku bisnis dalam menghadapi permasalahan dunia usaha serta agar dapat memberikan pengetahuan tentang cara membidik peluang bisnis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/10).
Dalam acara seminar ini, hadir sebagai pembicara ialah Muhammad Azman, owner @Konveksi_Daerah dan juga content creator. Membawakan materi ‘Dare to Start!’, Azman sapaan akrabnya, berhasil memotivasi mahasiswa Universitas BSI untuk menjadi seorang businessman.
“Kenapa judul nya Dare to Start, karena yang membedakan businessman dengan orang yang suka punya ide itu adalah action. Banyak orang yang jago bikin ide tapi yang membedakan adalah step pertamanya,” kata Azman.
Ia juga menjelaskan bagaimana pentingnya design thinking atau cara berpikir. Menurutnya, melalui cara berpikir, dapat mengetahui akar dari setiap masalah dengan menelusuri pikiran lebih dalam lagi. Hal ini yang dapat digunakan pada setiap aktivitas dalam menjalankan bisnis, organisasi bahkan kerja sekalipun.
“Desain thinking merupakan framework utama dalam konsep berbisnis. Ada 5 tahapan diantaranya, yang pertama Emphatize adalah kepekaan kita dalam adanya peluang bisnis. Kedua adalah Define. Saat kita punya ide kita harus mendefinisikannya di dalam (BMC), agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Ketiga adalah Ideas. Kita bisa melepas ide kita dan kita dapat validasi atau penyempurna dari pasar, bisnis itu bukan yang menurut kita baik, tapi menurut customer baik dan dibutuhkan. Keempat adalah Prototype, tahap awal sebelum kita test ke pasar, dan yang terakhir baru kita melakukan test ke pasar,” jelas Azman.
Menurutnya, bisnis itu berbicara tentang uang, jika ada orang yang terberdayakan karena adanya bisnis, maka itu merupakan dampak samping dari bisnis. Semakin besar bisnisnya, semakin banyak yang dipekerjakan maka semakin besar juga dampaknya. “Bisnis itu uang dulu, baru impactnya. Work while they sleep, learn while they party, save while they spend, live like they dream,” tutur Azman.
Sementara itu, Fuad Nur Hasan menyebut, hadirnya BEC di lingkungan kampus, mampu membentuk karakter entrepreneur para mahasiswanya. BEC selalu memberikan soft skill, buat mahasiswa yang ingin membuka atau mengembangkan bisnis mereka.“Hadirnya BEC menjadi angina segar bagi mahasiswa Universitas BSI, yang ingin menjadi pengusaha yang sukses dan hal itu bisa terjadi sebelum lulus kuliah,” jelasnya.