Kamis 21 Oct 2021 19:11 WIB

DKJ Kenang Semangat Sutan Takdir Alisjahbana

DKJ gelar Memorial Lecture Sutan Takdir Alisjahbana, Kamis (21/10).

Ketua Akademi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Seno Gumira Ajidarma, menyebut Indonesia membutuhkan polemik yang sehat, seperti yang ditimbulkan dari pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana.
Foto:

Oleh karena itu, menurut Seno, Akademi Jakarta berkomitmen menyelenggarakan forum STA Memorial Lecture. Dengan begitu, semangat dan pemikiran STA terus ada di Indonesia hingga masa depan.

"Akademi Jakarta akan terus menyediakan forum STAMemorial Lecture agar suara yang kritis dan menggugah, tajam dan membangun, cerdas dan menyadarkan, sesuai dengan semangat STA, tidak pernah absen dalam perjalanan bangsa hingga masa depan," katanya.

Seno juga mengatakan, memorial lecture atau kuliah kenangan ini tak hanya untuk mengenang dan menghormati STA, tapi juga menghadirkan Prof. Musdah Mulia sebagai pembicara. Musdah dipilih menjadi pembicara dalam STA Memorial Lecture tahun ini karena dinilai sebagai akademisi yang memiliki kapasitas dan kompetensi keilmuan yang sesuai dengan spirit dan pemikiran STA, serta dapat memantik penyegaran pemikiran kebudayaan bagi khalayak.

Dikutip dari laman encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, dalam bukunya Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru: Indonesia-Pra-Indonesia (Pujangga baru, 2 Agustus 1935), STA membedakan "Zaman pra-Indonesia" (yang berlangsung hingga akhir abad ke-19) dan "zaman Indonesia" (yang mulai pada awal abad ke-20).

Menurut STA, kelahiran zaman Indonesia Baru tak bisa dianggap sebagai sambungan dari generasi Mataram, Minangkabau atau Melayu, Banjarmasin atau Sunda. Pandangan itulah yang kemudian menimbulkan polemik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement