Kamis 21 Oct 2021 06:26 WIB

Kian Memanas, Tiga Sulta Berebut Keraton Kasepuhan 

Benih kekisruhan muncul pasca-Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mangkat.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Keraton Kasultanan Kasepuhan Cirebon.
Foto: istimewa
Keraton Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kisruh perebutan tahta 'raja' di Keraton Kasepuhan Cirebon, kini semakin memanas. Setelah ada dua orang sultan yang melakukan jumenengan, kini bertambah satu orang lagi yang melakukan prosesi penobatan sebagai Sultan Kasepuhan.

Kali ini, muncul Pangeran Wisnu Lesmana, yang melakukan jumenengan sebagai Sultan Jayawikarta III Keraton Kasepuhan Cirebon. Prosesi jumenengan dilakukan di Gedong Kepatihan, Kampung Mandalangan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (20/10).

"Saya sebagai pewaris sah Pangeran Muhammad Ilen Seminingrat bin Pangeran Pakishaji Seminingrat, nasab dari Pangeran Jayawikarta bin Sultan Sepuh IV Amir Sena Kasultanan Kasepuhan," kata Wisnu dalam pidatonya setelah jumenengan.

Wisnu pun mengaku, sangat sedih dan prihatin atas perebutan tahta Keraton Kasepuhan yang hingga kini belum berakhir. Karena itu, dia mengajak semua pihak, baik Luqman Zulkaedin, Rahardjo Djali dan para dzuriah Sunan Gunung Jati untuk duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut.

"Mari duduk bersama ber-tabayyun dengan bermusyawarah, tunjukkan data dan fakta secara ksatria demi mengembalikan marwah Kesultanan Kasepuhan," tukas Wisnu.

Juru bicara adat Pangeran Jayawiukarta III, Muhamad Anas, menjelaskan, Pangeran Ilen Seminingrat, yang merupakan ayahanda dari Pangeran Wisnu Lesmana, adalah keturunan langsung dari garis keturunan laki-laki dari Sunan Gunung Jati. Karenanya, yang berhak atas tahta Keraton Kasepuhan adalah Pangeran Ilen Seminingrat dan keturunannya.

Pangeran Ilen Seminingrat saat ini telah wafat. Karenanya, Pangeran Wisnu Lesmana dinilai sosok yang tepat untuk menduduki tahta sebagai sultan Kasepuhan. 

"Tes DNA pun siap, tidak takut. Saya yakin dengan tes DNA akan tahu siapa sesungguhnya keturunan Sunan Gunung Jati," tukas Anas.

Anas pun mengajak, semua pihak yang merasa berhak sebagai sultan Kasepuhan, untuk duduk bersama dan adu data mengenai keturunan asli Sunan Gunung Jati. Pihak siapapun yang nanti terbukti datanya tidak valid, maka mereka diminta untuk mundur.

Seperti diketahui, sebelumnya prosesi jumenengan telah dilakukan PRA Luqman Zulkaedin, yang dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV, pada Ahad, 30 Agustus 2020. PRA Luqman Zulkaedin merupakan putera dari Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, yang meninggal dunia karena sakit.  

Selanjutnya, prosesi jumenengan juga dilakukan oleh R Rahardjo Djali, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Rahardjo menyatakan, dirinya sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan dengan gelar Sultan Aloeda II.

Hingga saat ini, konflik perebutan tahta di antara PRA Luqman dan R Rahardjo belum berakhir. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement