Rabu 20 Oct 2021 23:19 WIB

Polisi Diganti Satpam BCA, KontraS: Polri tak Siap Dikritik

Warganet yang mengkritik mendapatkan ancaman dan teror.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Karta Raharja Ucu
Polri.Ilustrasi.
Foto: Republika
Polri.Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sepekan terakhir Polri terus menjadi newsmakers dengan sejumlah peristiwa. Satu di antaranya adalah cicitan seorang warganet soal "Polisi diganti satpam BCA". Melihat respon yang diterima warganet yang mencicit komentar tersebut, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai Polri belum siap menerima kritik dari masyarakat.

Pemilik akun Twitter @fchkautsar yang menulis cuitan soal 'Polisi diganti satpam BCA’ mendapatkan ancaman. "Iya sebenarnya kalau kami melihat ini sebagai suatu bentuk resistensi dari kepolisian terhadap kritik publik. Alih-alih memperbaiki diri dengan melakukan refleksi, mereka justru menyerang balik," kata Anggota Divisi Riset dan Dokumentasi Kontras Rozy Brilian saat dihubungi Republika.co.id, Senin (18/10).

Kultur semacam ini menurut Rozy, harus diubah sesegera mungkin. Pimpinan dalam hal ini Kapolri seharusnya menertibkan bawahannya untuk tidak meneror masyarakat yang menyampaikan kritik.

"Jika hal ini diteruskan, bukannya perbaikan yang diterima masyarakat justru masyarakat semakin takut nantinya untuk berpendapat," kata dia.

Di sejumlah media sosial, warganet ramai-ramai mengkritik polisi. Salah satu kritik yang dilemparkan adalah narasi perilaku satpam bank swasta yang lebih sopan dan santun ketimbang para anggota polisi. “Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gak sih,” begitu bentuk ungkapan banyak nitizen.

Ungkapan tersebut masif sebagai sindirin dan kritik terhadap institusi Polri. Namun, tak semua pengguna medsos setuju dengan narasi kritik terhadap polisi tersebut. Bahkan banyak juga akun-akun medsos lainnya, yang ‘meneror’ nitizen lain, yang menarasikan kritik tersebut dengan ancaman-ancaman kekerasan, bahkan pembunuhan. Salah satunya yang dialami pemilik akun twitter @fchkautsar.

Gara-gara menuliskan narasi serupa, akun medsosnya, diserbu dengan ancaman-ancaman mengerikan. Bahkan, akun-akun peneror itu diduga milik anggota Polri. Teror yang dialami mulai dari tantangan berkelahi di jalanan, penargetan di jalanan, ancaman begal, mematahkan leher, bahkan pembunuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement