REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 500 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi karena rumah mereka di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, terendam banjir. Banjir mulai melanda kota itu pada Selasa (19/10), pukul 07.00 WIB.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, berdasarkan data BPBD Kota Bengkulu, terdapat sekitar 500 KK mengungsi dan sebanyak 1.499 KK terdampak banjir. Personel BPBD telah mendirikan tenda-tenda dan mendistribusikan bantuan logistik untuk warga terdampak.
"Masyarakat (kini) masih mengungsi di tenda keluarga maupun kerabat terdekat yang tidak terdampak" kata Abdul dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (20/10). Per hari ini, ketinggian banjir di wilayah terdampak sekitar satu meter.
Abdul menerangkan, banjir terjadi karena Kota Bengkulu dilanda hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin (18/10) pagi. Pada Selasa, banjir setinggi 1,5 meter mulai menggenangi 12 kelurahan di tiga kecamatan.
Wilayah terdampak itu adalah Kelurahan Bentiring, Rawa Makmur, dan Pematang Gubernur di Kecamatan Muara Bangka Hulu. Lalu Kelurahan Sawah Lebar Baru dan Sawah Lebar di Kecamatan Ratu Agung. Terbanyak di Kecamatan Sungai Perut, yakni Kelurahan Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, Surabaya, Kampung Klawi, Sukamerindu dan Pasar Bengkulu.
Banjir yang melanda Kota Bengkulu berpotensi kembali naik. Sebab, BMKG memprediksi hujan lebat hingga ringan berpotensi terjadi di kota itu pada Rabu sore. Pada Kamis, Kota Bengkulu berpotensi berawan hingga hujan ringan. "Selama musim hujan masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir maupun banjir bandang," kata Abdul.