REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Simulasi latihan Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 503/Mayangkara menyelamatkan Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin dari serangan teroris digelar di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Jumat (15/10).
"Skenario serangan teroris ke pejabat publik memang menjadi salah satu rangkaian materi latihan dalam misi pengejaran musuh selama lima hari," kata Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2/Kostrad Mayjen Andi Muhammad di Kantor Kecamatan Mayangan, Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Kedatangan Mayjen Andi untuk meninjau pelatihan pemantapan Yonif Para Raider 503/Mayangkara di bawah komando Letkol Inf Roliyanto selama lima hari di Kota Probolinggo dan sekitarnya.
Dalam skenario simulasi tersebut, sejumlah pria yang diduga teroris datang dan menodongkan senjata kepada Wali Kota Hadi Zainal Abidin dan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) yang saat itu sedang berolahraga. Selanjutnya, para teroris menyandera Hadi dan sejumlah ASN di ruangan kerjanya.
Saat penyanderaan berlangsung, salah seorang ASN yang juga disandera menyerang salah satu teroris. Kemudian, penyanderaan para pejabat itu juga diwarnai sejumlah tembakan peringatan senjata api yang dibawa oleh para teroris.
Saat penyanderaan berlangsung, pasukan dari Yonif Para Raider 503/Mayangkara muncul untuk menyelamatkan Hadi, hingga terjadi baku tembak hingga pasukan khusus TNI AD tersebut berhasil melumpuhkan para teroris sekaligus membebaskan wali kota dan para sandera lainnya.
"Alhamdulillah saya puas dengan hasil latihan prajurit Batalyon 503. Selama empat hari ini mereka luar biasa menunjukkan semangat, motivasi dan dedikasinya, sehingga simulasi berjalan lancar dan tertib," kata Andi.
Wali Kota Hadi Zainal Abidin mengatakan, latihan tersebut adalah sebagai bukti TNI selalu siap untuk melindungi masyarakat. "Jadi simulasi tadi itu walaupun kita terkejut, tapi itu adalah bentuk keamanan yang membuktikan memang TNI berada bersama rakyat," kata wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi itu.
Dia menuturkan, pengejaran teroris dilakukan di Kota Probolinggo, karena adanya kejadian penculikan kepala daerah, pejabat publik, dan penyelamatan. Adapun pada Sabtu (16/10), penyelamatan dilakukan di area dermaga. Latihan itu merupakan rangkaian untuk menguasai semua medan yang ada di wilayah Kota Probolinggo.
"Masyarakat harus bangga dan tidak perlu khawatir karena TNI akan selalu menjaga kedaulatan NKRI, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran karena TNI siap siaga mengamankan, menjaga kedaulatan bangsa dan menjaga keamanan rakyatnya karena TNI menjadi garda terdepan penyelamat bangsa," kata Hadi.