REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meluncurkan gerakan berbelanja ke pasar rakyat melalui program Gerakan Sobo Pasar, yang bertujuan untuk menguatkan perputaran roda perekonomian bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19.
Wali Kota Malang Sutiaji, mengatakan, gerakan untuk berbelanja ke pasar rakyat tersebut, secara khusus disampaikan kepada para aparatur sipil negara (ASN) yang ada di lingkungan Pemkot Malang.
"Saat ini, lebih kami tekankan belanja ke pasar sambil melihat prokesnya. Saya ingin ingatkan kembali, sekaligus menekankan apa yang pernah kita program, bahwa ASN harus memberikan contoh melalui gerakan belanja ke pasar rakyat," katanya di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (15/10).
Sutiaji menjelaskan, di Kota Malang, jumlah ASN berkisar antara 6.000-7.000 orang. Jika seluruh ASN tersebut berbelanja di pasar rakyat, sambung dia, perputaran ekonomi yang terjadi cukup besar dan mampu meningkatkan omzet para pedagang pasar.
Jika omzet para pedagang meningkat, lanjut dia, juga berdampak bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang, yang pada akhirnya memberikan dampak kepada warga Kota Malang.
"ASN di Kota Malang jumlahnya 6.000 sampai 7.000 orang, jika setiap hari atau sepekan sekali membelanjakan Rp 20 ribu-Rp 50 ribu, perputaran uangnya luar biasa," ujar Sutiaji.
Oleh karena itu, dia mengajak para ASN di lingkungan Pemkot Malang bisa melakukan gerakan berbelanja ke pasar rakyat, yang nantinya ikut mendorong masyarakat untuk berbelanja. Dia berharap, program itu juga mampu menghidupkan nilai-nilai budaya yang ada di pasar rakyat, sebagai salah satu media penguat nilai kebangsaan.
"Karena, siapa yang menguatkan pasar kita jika bukan kita sendiri. Jadi, kami mengajak perangkat daerah untuk berbelanja ke pasar rakyat," kata Sutiaji.