REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Partai Gerindra mengajukan ketua umumnya, Prabowo Subianto menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 di mata pengamat politik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro bukanlah suatu masalah. Ia menilai tak masalah jika Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai capres karena itu haknya.
"Prabowo sudah mencoba, dari calon wakil presiden dan capres, bahkan sampai tiga kali, kemudian silakan saja kalau mau coba lagi (mencalonkan diri di pemilihan presiden 2024). Itu kan haknya sebagai warga negara sampai berapa kali," ujar Siti saat dihubungi Republika, Rabu (13/10).
Namun Siti Zuhro mengingatkan, yang menjadi masalah adalah seperti apa animo masyarakat atau antusiasme pemilih. Sebab, ia menjelaskan setiap era pemilihan memiliki antusiasme yang berbeda-beda. Artinya ketika Prabowo pertama kali mencalonkan diri di 2009, kemudian mengajukan lagi di 2014, kemudian maju lagi di 2019 dan perilaku pemilihnya ada yang berbeda dan mungkin sama.
"Tinggal perilaku pemilih di pemilu 2024 nanti ada yang berbeda atau banyak yang sama. Karena yang menentukan Prabowo terpilih kan pemilih, mereka yang menentukan capres jadi pemenang," katanya.