Senin 11 Oct 2021 23:07 WIB

Temui Peternak Rakyat, Ini Janji Wakil Ketua Komisi IV

Wakil Ketua Komisi IV DPR meminta pemerintah penuhi tuntutan peternak ayam

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Anggia Erma Rini, meminta pemerintah penuhi tuntutan peternak ayam Senin (11/1)
Foto: Dok Istimewa
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Anggia Erma Rini, meminta pemerintah penuhi tuntutan peternak ayam Senin (11/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menemui ratusan peternak yang berdemonstrasi di depan Gedung DPR RI di Jl Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2021) pagi.  

Mengatasnamakan Aksi Nasional Peternak Rakyat, mereka meminta legislator ikut mengawal sejumlah tuntutannya pada pemerintah. 

Baca Juga

Di antaranya menaikkan harga telur, menghentikan budidaya unggas oleh integrator, menyerap produksi telur peternak,  moratorium pembangunan kandang Close House, serta meminta pemutihan hutang peternak akibat pandemi. 

"Budidaya unggas oleh integrator sangat merugikan para peternak rakyat. Akibatnya harga di tingkat peternak benar-benar sangat rendah. Dari kami, telur dibeli hanya Rp 5100/kg. Ini sangat membebani kami, benar-benar tidak sesuai dengan ongkos perawatan dan produksinya," ujar Munir, Koordinator Peternak dari Tulungagung.  Para peternak yang berdemo berasal dari sejumlah daerah, di antaranya dari Blitar, Kendal, Batang, dan Tulungagung.  

Anggia sendiri menyatakan akan ikut mengawal tuntutan peternak tersebut. "Sejak tiga bulan lalu, saya konsisten menyuarakan apa yang sedang menjadi tuntutan teman-teman peternak saat ini. Stabilisasi harga jagung, relaksasi kebijakan untuk meringankan ongkos produksi peternak, hingga stabilisasi harga telur, tidak henti-hentinya kami tekankan ke Kementan," ujarnya.

Menurut Anggia, sinergi dan koordinasi antara Kementan dengan Kemendag mutlak perlu diintensifkan. "Antarkementerian pemangku kebijakan jangan sampai mengedepankan ego sektoral, yang pada akhirnya berisiko merugikan peternak rakyat secara luas," tegas Anggia. 

Anggia juga menegaskan bahwa di Blitar, jagung pakan ternak di tingkat petani hanya cukup untuk 24 hari. "Itu kan sangat tidak memadai. Artinya harus ada evaluasi serius tata kelola kebijakan peternakan kita. Rantai pasok yang memunculkan banyak spekulan di lapangan harus benar-benar ditertibkan pemerintah," ujarnya. 

Anggia juga meminta pengolahan tepung telur sebagai bahan untuk bansos sembako menjadi pilihan kebijakan prioritas yang memihak para peternak skala kecil menengah. 

"Harus ada terobosan kebijakan yang solutif dan berpihak pada peternak secara luas. Implementasi kebijakannya harus komprehensif dan holistik. Tidak sporadis dan gali lubang tutup lubang. Ini menyangkut nasib peternak secara nasional, bukan hanya peternak di dapil saya. Sebab dampaknya skala nasional," ujarnya. 

Dia mengatakan, menjadi peternak itu pekerjaan yang mulia, karena menyiapkan makanan yang bergizi untuk masyarakat. “Generasi bangsa yang sehat dan cerdas juga tidak dapat dilepaskan dari kontribusi teman-teman peternak semua," ujar Anggia menyemangati demonstran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement