Senin 11 Oct 2021 13:27 WIB

MenpanRB: Dunia Kearsipan Perlu Pembaruan dan Inovasi

Peran arsip sebagai jati diri bangsa, sangat strategis untuk menjaga identitas bangsa

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mendorong dunia kearsipan Indonesia lebih berguna di masa mendatang. Tjahjo mengatakan, ini karena peran arsip sebagai identitas dan jati diri bangsa, sangat strategis untuk menjaga identitas bangsa Indonesia bagi generasi yang akan datang.

"Untuk mendukung hal tersebut, dunia kearsipan perlu selalu dilakukan suatu pembaharuan dan inovasi," ujar Tjahjo dalam pembukaan 'Pekan Memori Kolektif Dunia: Memory of World Tahun 2021' secara virtual, Senin (11/10).

Tjahjo mengatakan, arsip dalam konteks kebangsaan juga dapat dimanfaatkan untuk merangkai sejarah perjalanan bangsa, menjaga stabilitas keamanan dan politik, serta sarana pencarian identitas bangsa. Ia meyakini, apabila ketiga hal utama tersebut dapat bersinergi maka integrasi bangsa akan terbangun dengan kokoh. 

Bahkan, Tjahjo menilai suatu keniscayaan arsip bisa membuat sebuah perubahan untuk membangun dunia. Karena itu, ia mendorong semangat dan gerakan cinta arsip kepada para pemegang kebijakan dan arsiparis agar ke depan kearsipan Indonesia akan lebih berdaya guna.

"Seluruh provinsi, kabupaten, kota yang lebih dari 500, semua kementerian, lembaga dan BUMN termasuk berbagai hal-hal kejadian kejadian, peristiwa peristiwa mulai perjuangan sampai sekarang, saya kira kalau itu diarsipkan agar memberikan peran yang baik kepada ANRI khususnya untuk menghimpun kolektivitas sejarah perjuangan bangsa," ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, Kemenpan RB juga mendukung upaya ANRI dalam menjadikan arsip-arsip Konferensi Tingkat Tinggi Non-Blok serta pidato Presiden Sukarno di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 30 September 1960 yang berjudul 'To Build the World a New', sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of the World

"Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia pada masa kepemimpinan Bung Karno telah menempatkan Indonesia dalam percaturan politik dunia," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement