REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salma Qois Habibah, bayi usia dua bulan di Dusun Gondang, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, akhirnya menerima bantuan. Salma sebelumnya divonis kelainan jantung usai jalani perawatan di RSA UGM beberapa waktu lalu.
Salma merupakan anak dari pasangan Sriyanto dan Nyarmi Lestari. Sriyanto mengatakan, Salma sempat pula mendapatkan tindakan medis berupa pemasangan cincin, di pembuluh darah yang mengarah ke jantung di RSUP dr Sardjito.
Itu merupakan tindakan medis pertama dari tiga tahapan yang perlu dilakukan kepada Salma. Setelah ini, Sriyanto mengungkapkan, ada tindakan medis lainnya yang akan dilakukan kepada Salma, tapi perlu dilaksanakan di RS Harapan Kita.
Sedangkan, Sriyanto sendiri kesehariannya mencari nafkah dengan bekerja secara serabutan. Karenanya, mereka mengalami kendala biaya untuk membawa Salma ke Jakarta agar bisa mendapatkan tindakan medis selanjutnya.
"Tindakan medis lain yang perlu dilakukan di Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta sesuai saran dokter," kata Sriyanto, Rabu (6/10).
Maka itu, bantuan sekecil apapun tentu sangat berarti bagi keluarga Salma. Kali ini, bantuan datang dari Bupati Sleman, Kustini Purnomo, yang diserahkan secara langsung saat mengunjungi kediaman Salma untuk melihat kondisi terkini Salma.
Kustini menyerahkan bantuan Rp 10 juta kepada Sriyanto dan Nyarmi Lestari untuk sekadar membantu meringankan beban mereka dalam merawat Salma. Meski begitu, dia menekankan, Pemkab Sleman akan memfasilitasi operasional mereka di Jakarta.
Setidaknya, kata Kustini, ketika berobat nanti mereka bisa tinggal sementara di Kantor Perwakilan Sleman yang ada di Jakarta. Selain itu, mereka akan sediakan kendaraan untuk operasional Salma selama menjalani pengobatan di Jakarta.
"Karena untuk tindakan medis sudah ada BPJS yang mengakomodir," ujar Kustini.
Salma Qois Habibah sendiri lahir pada 20 Juli 2021 lalu di RSA UGM sekitar 09.10 WIB. Sejak lahir, Salma sudah harus menjalani perjuangan panjang di tengah pandemi covid yang masih berlangsung, bahkan sedang meninggi di DIY.
Sang ibu, Nyarmi Lestari sempat terkonfirmasi positif covid dan harus menjalani isolasi mandiri menjelang persalinan. Bahkan, saat mencari rumah sakit, Nyarmi dan Sriyanto mengalami penolakan karena tempat tidur di RS-RS sudah penuh.
Akhirnya, disarankan Puskesmas Cangkringan untuk dibawa ke RSA UGM dan mendapat penanganan untuk menjalani persalinan. Walau divonis kelainan jantung, keduanya terus berjuang agar Salma bisa terus mendapat tindakan medis yang dibutuhkan.