REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, partainya akan menyuarakan aspirasi seluruh elemen buruh yang makin sulit mendapatkan haknya. Konstituen Partai Buruh merupakan elemen buruh yang tergabung di 11 organisasi.
"Basis anggota kami, termasuk keluarga, termasuk pemilih, lebih dari 10 juta orang. Beda dengan Partai Buruh yang lama, beda dengan parpol baru tidak berdasarkan basis partai yang jelas, kami hadir berdasarkan basis konstituen yang jelas," ujar Said di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (5/10).
Ia menjelaskan, Partai Buruh yang lama hanya bersandar pada satu organisasi, yakni Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Sedangkan partai baru yang kini ia pimpin, yakni gabungan 11 organisasi kelompok buruh yang berada di bawah empat konfederasi.
"Baik yang bergabung gerakan tani, gerakan nelayan, gerakan buruh, gerakan guru, gerakan perempuan Indonesia, dan juga elemen-elemen gerakan sosial lainnya," ujar Said.
Pendanaan Partai Buruh akan berasal dari iuran dari para kader yang masuk dalam 10 juta konstituen yang ada. Namun, ia menegaskan, iuran tersebut bukan merupakan sesuatu yang wajib, melainkan bersifat sukarela.
"Kami akan minta iuran untuk bayar secara sukarela dan itu sudah pernyataan siap (membayar iuran), dari 100 ribu anggota kader, buruh tani, nelayan, termasuk guru honor," ujar Said.
Partai Buruh, kata Said, memiliki slogan ‘Negara Sejahtera' atau 'Welfare State'. Sebuah partai yang beridentitaskan kelas yang disebut sebagai 'We are The Working Class’ atau 'Kami adalah Kelas Pekerja'.
"Organisasi pendiri Partai Buruh ini adalah 11 gerakan organisasi rakyat. Baik yang bergabung gerakan tani, gerakan nelayan, gerakan buruh, gerakan guru, gerakan perempuan Indonesia, dan juga elemen-elemen gerakan sosial lainnya," ujar Said.