REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, membantah surat Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang ditujukan kepada pendiri Bloomberg Philanthropies, Michael Rubens Bloomberg, dilatarbelakangi permintaan dana. Menurut dia, surat Anies kepada lembaga tersebut merupakan bentuk kolaborasi kampanye pembatasan rokok.
Surat yang dibuat pada 2019, baru ramai belakangan ini. Hal itu setelah akun @rokok_indonesia mengunggahnya di Twitter, dengan menuding Anies menggalang dana untuk kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Nggak ada, nggak ada permintaan dana di sini," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (5/9).
Riza juga menampik narasi yang berkembang di media sosial, yang menyebut Anies mencari dana kepada Bloomberg untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024. Ketua DPD Partai Gerindra DKI tersebut menuturkan, permintaan kolaborasi lanjutan kepada Bloomberg itu, justru untuk menegaskan posisi Ibu Kota beriringan dengan 54 kota-kota sehat di dunia lainnya.
Menurut Riza, tudingan di media sosial yang ramai dibicarakan saat ini, hanya kritikan biasa. Dasar kritik itu, kata Riza, akan dibiarkan untuk menjunjung Jakarta sebagai kota dinamis, sesuai dengan indeks demokrasi Jakarta yang tinggi.
"Jadi kami menyambut baik kritik yang konstruktif tapi juga harus fair, harus terbuka kalau ada prestasi-prestasi yang diakui dong, jangan tidak diakui dong," jelas Riza.
Sebelumnya, surat Anies kepada Bloomberg viral setelah diunggah akun Twitter, @rokok_indonesia, @Komunitaskretek, dan lainnya, yang menolak pembatasan rokok. Hal itu memicu perdebatan panjang lantaran @rokok_indonesia memakai diksi 'gabener', yang sering digunakan buzzer untuk menyerang Anies.
Baca juga : Pencemaran Teluk Jakarta Diduga Akibat Limbah Obat
"Kenapa sih pada nyerang Anies Baswedan? Ya, karena belio minta jatah ke Bloomberg initiative buat kampanye antirokok," kata akun @rokok_indonesia di Twitter, dikutip Republika, Senin (4/10).
"Tipikal elit politik macam begini, saran kami, menjadi pihak yang tak layak dipilih. Baru jadi gabener aja udah cari donoran dari pihak asing. Alat barternya, ya nasib jutaan rakyat Indonesia yang hidup dari kretek ini," ujarnya.
Adapun akun @rokok_indonesia terkesan membela pengusaha atau korporasi rokok, yang masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.