Jumat 01 Oct 2021 17:05 WIB

Survei: Mayoritas Responden tak Setuju Jokowi Orang PKI

Sebanyak 84 persen responden tak setuju pendapat terjadi kebangkitan PKI.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, mayoritas responden atau 75 persen tidak setuju dengan pendapat yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah orang Partai Komunis Indonesia (PKI) atau setidaknya terkait dengan PKI. Namun, masih ada delapan persen responden yang setuju dengan isu Jokowi orang PKI.

“Isu mengenai Presiden terkait atau merupakan orang PKI itu juga tidak banyak yang percaya,” ujar Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad dalam acara rilis hasil survei secara daring, Jumat (1/10).

Dia mengatakan, melihat tren sikap publik terhadap isu Jokowi orang atau terkait dengan PKI sejak 2017 sampai 2021, tidak banyak direspons warga. Orang yang percaya dengan isu tersebut tidak banyak berubah, hanya berkisar 3-8 persen.

Sementara itu, mayoritas warga atau 84 persen tidak setuju dengan pendapat yang menyatakan sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air. Sedangkan, terdapat 14 persen responden yang setuju adanya kebangkitan PKI saat ini.

Dari 14 persen yang setuju itu, ada 49 persen (tujuh persen dari total populasi) yang menilai kebangkitan itu sudah menjadi ancaman nyata bagi negara. Namun, ada 24 persen (tiga persen dari total populasi) yang menilai ancaman itu sedikit sudah menjadi ancaman bagi negara.

Saidiman menuturkan, isu kebangkitan PKI pun tidak banyak direspons warga. Dalam enam tahun terakhir (Oktober 2015-September 2021) yang setuju dengan pendapat sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI hanya berkisar 10-16 persen.

Dia memaparkan, berdasarkan kelompok masyarakat, responden yang percaya sekarang sedang ada kebangkitan PKI lebih banyak pada massa pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (27 persen). Kemudian massa pemilih PKS (34 persen), Gerindra (27 persen), dan Demokrat (26 persen).

Survei menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebanyak 981 orang. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka pada 15-21 September 2021. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement