Kamis 30 Sep 2021 14:29 WIB

Kenaikan Kasus Covid-19, Pelajaran dari Singapura

Singapura tetap alami kenaikan kasus meski 80 persen warganya sudah divaksinasi.

Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Varian Delta masuk Singapura pada 8 Mei, kemudian terjadi penularan di masyarakat hingga kasus kembali naik.
Foto: EPA
Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Varian Delta masuk Singapura pada 8 Mei, kemudian terjadi penularan di masyarakat hingga kasus kembali naik.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Indira Rezkisari, Antara

Negara tetangga Singapura sedang berjuang dengan kenaikan kasus Covid-19. Singapura menjadi bukti bahwa tingginya angka vaksinasi bukan berarti bisa meredam kasus Covid-19.

Baca Juga

Faktanya, 80 persen warga Singapura sudah menerima vaksinasi dosis lengkap. Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, mengatakan masih banyaknya warga lanjut usia (lansia) yang belum divaksin menyebabkan kasus Covid-19 di Singapura naik dalam beberapa hari terakhir.

"Karena Singapura wilayahnya sangat kecil dan ukuran rumahnya kecil-kecil. Jumlah orangnya banyak muncul kekhawatiran di setiap rumah tangga itu menulari orang tuanya dan kita tahu orang tua di Singapura itu tidak mau divaksinasi karena tidak bepergian ke luar negeri," ujar Suryo Pratomo dalam dialog oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang dipantau di Jakarta, Kamis (30/9).

Ia mengatakan pemerintah Singapura memprediksi bahwa akan ada penambahan 100-200 kasus per hari. Namun fakta di lapangan, lanjut Dubes Suryo, pada 26 September ada 1.939 kasus per hari dan 27 September ada 1.647 kasus per hari.

"Ini cukup mengagetkan bagi pemerintah Singapura karena kasus Covid-19 sempat mencapai 1.939 kasus," kata dia. Ia mengatakan kasus kematian di Singapura akibat Covid-19 di September itu menyamai Agustus, yaitu sekitar 19 orang.

"Ini membuat ada semacam ketakutan dan orang berlomba-lomba memeriksakan diri," kata dia.

Suryojuga menyebutkan bahwa penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. "Varian Delta masuk Singapura pada 8 Mei. Kemudian terjadi penularan di masyarakat, mulai 23 Oktober kasusnya meningkat mulai dari 90, 200, 300 sampai menyentuh 1.939 kasus pada 26 September," kata dia.

Dubes Suryo mengatakan kasus impor di Singapura sebetulnya sangat rendah, sementara kasus penularan di dalam Singapura sangat tinggi. "Transmisi yang terjadi di pemberhentian kendaraan umum seperti MRT atau bus juga berperan dalam peningkatan kasus positif di Singapura," kata dia.

Saat ini pemerintah Singapura menerapkan kembali kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) sebagai upaya menurunkan angka kasus positif. Selain bekerja dari rumah, Singapura juga kembali menerapkan sekolah daring sejak Senin (27/9) selama dua minggu.

"Makan di restoran hanya boleh dua orang, menerima tamu satu hari hanya boleh dua orang saja. Masyarakat yang ingin makan di luar atau restoran harus sudah menerima vaksinasi lengkap," ujar Dubes Suryo.

Ia mengatakan pemerintah Singapura juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Di Singapura protokol kesehatan diterapkan secara ketat, orang keluar harus pakai masker dan orang makan di restoran harus menunjukkan bahwa dia sudah divaksin. Masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dikenakan sanksi/denda hingga mencapai 10 ribu dolar Singapura atau penjara 6 bulan," kata Dubes Suryo.

Selain itu, Singapura mencoba mencegah penularan yang lebih tinggi melalui pengontrolan berbasis teknologi. "Teknologi yang digunakan Singapura yaitu monitoring mereka yang menjalani 14 hari karantina dan pelacakan bersama," kata dia.

Singapura juga melakukan antisipasi terhadap masuknya varian baru dengan pengetatan pintu masuk. "Pemerintah Singapura menerapkan aturan untuk orang masuk yang ketat. Kenapa Singapura rendah karena menerapkan aturan yang sangat ketat untuk pendatang dari luar untuk masuk ke Singapura," kata Dubes Suryo.

Dilansir dari Fortune, tingginya angka vaksinasi di Singapura berefek pada berkurangnya kasus kematian dan kasus positif dengan gejala berat. Sebanyak 80 persen populasi di Singapura sudah divaksinasi penuh, Singapura adalah salah satu negara dengan laju vaksinasi tertinggi di dunia. China ada di level 73 persen populasinya sudah divaksin, sedangkan negara-negara Eropa dan AS ada di kisaran 65 persen dan 55 persen populasinya sudah divaksin, menurut data Bloomberg.

Pakar mengatakan, kenaikan kasus di Singapura yang lebih dari separuhnya terjadi pada warga yang sudah divaksin menunjukkan Covid-19 akan menjadi endemi di sana. Artinya, Covid-19 bisa bersirkulasi di dalam populasinya tapi tidak mengakibatkan kematian tinggi karena faktor imunitas yang sudah meluas di warganya.

Selama angka kematian rendah, Singapura dinilai bisa menjadi contoh bagi penanganan Covid sebagai endemi bagi negara-negara lain. Terutama negara yang berhasil menjaga angka kematiannya rendah.

Saat ini hanya sekitar 30 orang di Singapura yang dirawat di ICU akibat Covid-19. Jumlah tersebut naik lima orang saja dari awal bulan September 2021.

Varian Delta menjadi penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Data menunjukkan 52 persen kasus positif terjadi pada pasien yang sudah divaksin, 48 persen sisanya belum divaksin.

Sebanyak 98 persen kasus positif dalam 28 terakhir menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala alias OTG. Singapura mendeteksi kasus tanpa gejala dengan melakukan pengetesan kontak erat pasien positif. Direktur Pelayanan Medis Singapura, Kenneth Mak, mengatakan orang yang sudah divaksinasi di Singapura 12 kali berkurang risiko kematiannya atau dirawat di rumah sakit dibanding yang belum divaksinasi.

Kenaikan kasus Covid-19 di Singapura dipastikan akan memperlambat rencana Singapura membuka kembali sektor-sektor strategisnya. Menteri Ekonomi Singapura Lawrence Wong namun mengatakan sejauh ini strategi Singapura untuk kembali hidup normal tidak berubah banyak.

"Kami berkomitmen membuka ekonomi dan lingkungan kami secara progresif. Tapi tujuan kami adalah melakukan itu semua tanpa mengakibatkan beban kerja di sistem kesehatan kami."

photo
Penurunan kasus Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement