Rabu 29 Sep 2021 15:08 WIB

Eks Pengacara FPI Komentari Isu TNI Disusupi Komunis

Yang penting prinsipnya Pancasila harga mati, PKI tetap mati.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Tiga patung terdiri, Jenderal TNI AH Nasution, Mayjen Soeharto, dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dihancurkan, dan kini tidak ada lagi di Museum Darma Bakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Foto:

Terkait informasi yang disampaikan Gatot, Aziz sebagai masyarakat mendukung jika tujuannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya komunis. Sebab hal itu sesuai amanat konstitusi Indonesia yang tak lagi mengizinkan komunis muncul lagi.

"Kami selalu mendukung kewaspadaan akan bangkitnya komunis, marxisme dan tentu saja PKI serta yang identik maupun serupa dengan mereka itu. Ini sesuai amanat konstitusi yang dipegang negara," ucap Aziz.

Sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan kabar hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Dari akun YouTube Hersubeno Point, Gatot menyebut, diorama G30S/PKI yang hilang tersebut adalah momen ketika Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.

Dalam diorama itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie. Kemudian, di sebelahnya tampak Jenderal AH Nasution tengah duduk sambil memegang tongkat, dan mengangkat kakinya ke meja dengan diperban, usai ditembak personel Cakrabirawa.

"Mengapa saya sampaikan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi. Betapa menyakitkan dan menyedihkan. Yang korban rakyat juga," ucap Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement