Selasa 28 Sep 2021 20:22 WIB

Dinsos Susun Program Kebutuhan 7.200 Anak Yatim Covid-19

Dinsos Jabar akan menyiapkan program pemberdayaan. khususnya bagi yatim remaja

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (tengah) secara simbolis menerima donasi sepatu untuk anak yatim piatu di Provinsi Jawa Barat saat Kick Off Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu Terdampak Covid-19 di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (28/9). Kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian Pemprov Jawa Jawa Barat terhadap anak yatim piatu khususnya yang ditinggal orang tuannya akibat wabah Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (tengah) secara simbolis menerima donasi sepatu untuk anak yatim piatu di Provinsi Jawa Barat saat Kick Off Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu Terdampak Covid-19 di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (28/9). Kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian Pemprov Jawa Jawa Barat terhadap anak yatim piatu khususnya yang ditinggal orang tuannya akibat wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar menggelar Kick Off Perlindungan dan Jaminan Sosial Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu Akibat Covid 19. Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Jabar Dodo Suhendar sebanyak 7.200-an anak di Jawa Barat (Jabar) harus kehilangan orang tua akibat Covid-19 selama pandemi Covid 19. 

Dodo mengatakan, saat ini proses verifikasi dan validasi masih terus dilakukan. Karena, dari 7.200-an anak yang dilaporkan kehilangan orang tua karena pandemi Covid 19, baru sekitar 2.500 anak yang telah selesai cleansing datanya.

"Yang datanya sudah masuk ke Disdukcapil 4 ribu itu sudah clear dari 7 ribuan ya. Kami berikan bantuan 2.500 dulu sambil nunggu yang lain. Sisanya 4 ribu datanya masih disisir," ujar Dodo usai acara Temu Pimpinan Aspirasi Masyarakat (Tepas): Kick Off Perlindungan dan Jaminan Sosial Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu Akibat Covid 19, Selasa (28/9).

Menurut Dodo, ke 2.500 anak yatim piatu tersebut memperoleh bantuan uang Rp 300 ribu. "Tahun depan dengan Bapeda kami akan melihat apa yang dibutuhkan. Bantuan PKH anak sekolah kan semua sudah pasti dapat dari SD, SMP, sampai SMA. Nah atas 18 tahun akan di ajak pelatihan," paparnya.

Dodo mengatakan, Dinsos pun akan menyiapkan program pemberdayaan. Yakni, ada keterampilan yang diberikan agar anak yatim yang sudah remaja memiliki kemampuan ekonomi. "Termasuk ibunya ada yang namanya perempuan rawan sosial ekonomi ini diberdayakan. Kalau punya keterampilan akan kami berikan alat dan modal," katanya.

Menurut Dodo, Dinsos memiliki griya wanita mandiri sebagai tempat untuk memberikan pelatihan keterampilan. Selama 3 bulan, peserta pelatihan akan di didik agamanya, didik displin, motivasi dan keterampilannya agar setelah selesai pemberdayaan mereka punya kemampuan. "Kalau sekarang kan merangkul penggiat sosial ini jangka pendek," katanya.

Jangka panjangnya, kata dia, harus ada akses kesehatan dan jaminan pendidikan dari Disdik agar mereka bisa sekolah. "Kalau anak yatimnya butuh keterampilan ada panti sosial bina remaja. Pada 2022 nanti ada anggaran untuk anak yatim dari mulai Dinsos, Disdik termasuk dinas tenaga kerja jadi lebih terencana. Program jangka pendek digulirkan agar mereka merasa ada yang menyayangi dan diperhatikan," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement