Selasa 28 Sep 2021 02:07 WIB

Menko PMK: Penonton PON Papua Harus Sudah Divaksin Dosis 2

Harus dipastikan 25 persen penonton hadir di tribun penonton dalam kondisi sehat

Mantan atlet Papua Roni Wabia dan Ortisan Solosa membawa obor Api PON XX di kantor Bupati Sorong, Papua Barat, Senin (27/9/2021). Pemerintah Provinsi Papua Barat turut mengambil bagian dalam pesta olah raga PON XX di Papua dengan memberikan Api Abadi yang diambil dari wilayah Sorong sebagai bentuk dukungan pemerintah setempat terhadap pelaksanaan PON XX di Papua.
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda
Mantan atlet Papua Roni Wabia dan Ortisan Solosa membawa obor Api PON XX di kantor Bupati Sorong, Papua Barat, Senin (27/9/2021). Pemerintah Provinsi Papua Barat turut mengambil bagian dalam pesta olah raga PON XX di Papua dengan memberikan Api Abadi yang diambil dari wilayah Sorong sebagai bentuk dukungan pemerintah setempat terhadap pelaksanaan PON XX di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penonton yang hadir di arena pertandingan Pekan Olah raga Nasional (PON) XX Papua harus memenuhi persyaratan sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

"Sesuai persyaratan 25 persen penonton dari kapasitas venue dan penonton harus sudah mendapatkan vaksin dosis kedua. Saat ini Kemenkes bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI dan Polri sedang melakukan percepatan jangkauan vaksin dengan target di atas 70 persen hingga akhir September 2021 di seluruh lokasi event PON," kata Muhadjir Effendy saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti melalui YouTube Kemenko PMK dari Jakarta, Senin (27/9) siang.

Baca Juga

Muhadjir berpesan agar kerumunan penonton baik di saat pembukaan PON maupun penyelenggaraan pertandingan yang melibatkan tim tuan rumah dapat diantisipasi dengan baik oleh penyelenggara.

Pada acara yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh pihak terkait untuk memastikan 25 persen penonton yang hadir di tribun penonton dalam kondisi sehat. "Kami berkoordinasi bagaimana penggunaan (aplikasi) PeduliLindungi ataupun alat skrining lainnya yang bisa bersifat manual untuk memastikan agar penonton yang masuk dibatasi 25 persen adalah penonton yang memang secara kesehatan aman dan tidak menularkan atau membuat klaster baru di acara PON ini," katanya.

Kemenkes RI sudah berkoordinasi dengan panitia penyelenggara PON, Satgas Penanganan Covid-19 serta Dinas Kesehatan Papua untuk mengantisipasi penularan Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan strategi pembatasan pengunjung dilakukan penyelenggara dengan mengadopsi pengaturan pengunjung berstandar internasional.

"Pembukaan PON harus tertib tidak memicu kerumunan dan sesuai arahan Presiden itu adalah maksimal 25 persen. Strategi kami hampir mirip pada saat pengaturan pembatasan di pembukaan Olimpiade London," katanya.

Panitia tidak hanya membatasi penonton, namun juga hak istimewa dari para atlet maupun ofisial juga dibatasi, kata Gatot menambahkan.Wakil Ketua 1 KONI Pusat Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan PON Papua hingga saat ini sudah dimulai meskipun pembukaan secara resmi baru dimulai pada Sabtu (2/10). "Kondisi saat ini atlet dan ofisial yang masuk di wilayah Papua lebih kurang 30 persen dari yang direncanakan," katanya.

Bidang Kesehatan PB PON, kata Suwarno, mendorong seluruh pendatang di PON Papua untuk melakukan isolasi baik secara berkelompok maupun mandiri yang diatur KONI provinsi. "Setelah sampai di Papua, dilakukan pengecekan melalui aplikasi PeduliLindungi sekaligus swab antigen baru masuk akomodasi," ujarnya.

Bila peserta PON mengalami gangguan kesehatan akan dilakukan tes antigen maupun PCR. Apabila terkonfirmasi positif Covid-19 maka dilakukan isolasi pada lokasi yang sudah disediakan panitia."Hal yang sama juga dilakukan saat kepulangan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement