Rabu 22 Sep 2021 19:53 WIB

Habis PTM, Terbitlah Klaster Sekolah

PTM di Purbalingga dan Jepara dihentikan setelah puluhan siswa positif Covid-19.

Guru mengukur suhu tubuh siswa SD sebelum melakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SD Negeri Kantan Muara 1, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Senin (20/9). Di Purbalingga dan Jepara, PTM dihentikan sementara setelah puluhan siswa terkonfirmasi positif Covid-19. (ilustrasi)
Foto:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan data, hingga 20 September 2021 ada 2,78 persen satuan pendidikan penyelenggara PTM terbatas yang menjadi klaster Covid-19. Jika dilihat dari total jumlah sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas, klaster Covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring yang dikutip dari Youtube, Rabu, (22/9).

Berdasarkan data yang dia paparkan, total sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas dan menjadi responden survei pelaporan tersebut ada 46.580 sekolah. Jumlah tersebut sudah mencakup seluruh jenjang yang ada, mulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.296 sekolah menyatakan ada klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas yang telah dilakukan. Klaster Covid-19 itu terdiri dari 7.307 pengajar dan tenaga kependidikan (PTK) serta 15.429 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

Jumeri juga menjelaskan, vaksinasi pelajar usia 12-17 tahun baru berjalan 12 persen dari total 26,7 juta anak untuk vaksin pertama. Jumlah tersebut, kata dia, terbilang sangat rendah.

"Baru kira-kira 12 persen vaksin satu dan sembilan atau 10 persen di vaksin tahap kedua. Jadi masih sangat rendah. Kalau kita menunggu sampai tuntasnya 26,7 juta, maka mungkin butuh waktu lebih lama lagi untuk bisa mengakselerasi pembelajaran tatap muka," terang Jumeri.

Dia juga mengungkapkan, vaksinasi untuk pengajar dan tenaga kependidikan (PTK) kini sudah mencapai 62 persen untuk vaksin tahap pertama. Sementara untuk vaksin tahap kedua sudah mencapai sekitar 40 persen.

"Secara nasional yang tertinggi memang di DIY, kemudian termasuk DKI sudah tinggi vaksinasi bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian yang terendah di Maluku Utara," jelas dia.

Melihat itu, dia menyatakan, upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan. Jumeri menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan sudah terjadi sebuah komitmen yang menyatakan percepatan vaksinasi itu dapat dipercepat akhir bulan ini.

"Sudah ada komitmen bahwa di akhir bulan ini insyaallah vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan bisa dipercepat," tutur Jumeri.

In Picture: Percepatan Vaksinasi Covid-19 Bagi Pelajar

photo
Petugas medis menyuntikkan vaksin ke seorang pelajar pada vaksinasi COVID-19 di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/9/2021). Pemerintah mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi pelajar sebagai syarat menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah di luar zona merah dan hingga hari ini (21/9) realisasinya sudah mencapai 3,37 juta pelajar atau 12,62 persen vaksin dosis pertama dan 2,3 juta pelajar atau 8,63 persen vaksis dosis kedua dari 26,7 juta sasaran pelajar. - (Antara/Basri Marzuki)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement