Sabtu 18 Sep 2021 10:45 WIB

Presiden Hadiri Pertemuan Bahas Energi dan Iklim

Sepuluh negara menghadiri pertemuan virtual Major of Economies on Energy and Climate.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Major of Economies on Energy and Climate 2021 yang digelar secara virtual pada Jumat (17/9). Dari Istana Kepresidenan Bogor, Presiden mengikuti forum yang berisi negara-negara utama dalam pembahasan tentang energi dan perubahan iklim tersebut.

"Presiden Amerika, Joe Biden, telah mengundang sejumlah negara-negara utama untuk hadir pada pertemuan ini dan pada kesempatan malam ini Bapak Presiden adalah salah satu dari hanya 10 kepala pemerintahan lainnya yang hadir dan berbicara dalam pertemuan melalui virtual setting," ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Mahendra Siregar usai mendampingi Presiden dalam acara tersebut.

Baca Juga

Dikutip dari siaran resmi Istana, selain 10 kepala pemerintahan yang hadir, acara ini juga dihadiri oleh Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekretaris Jenderal PBB.

Pertemuan Major Economies Forum bertujuan untuk menggalang kerja sama negara-negara utama untuk langkah-langkah konkret guna mewujudkan ambisi ataupun target dari pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow pada November mendatang. Menurut Wamenlu, tujuan secara spesifik adalah memastikan perubahan suhu dunia tidak melebihi satu setengah derajat celsius. 

Dalam konteks tersebut, yang menjadi satu fokus utama adalah penyampaian terkait Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu komitmen masing-masing negara yang disampaikan dalam kerangka rencana program dan tujuan untuk mengatasi perubahan iklim, khususnya terkait transisi ke energi baru dan terbarukan.

Selain itu, Presiden Biden juga mengundang para peserta yang hadir pada pertemuan ini untuk mendukung global methane pledge, yaitu kesepakatan atau suatu janji bersama untuk juga mengatasi emisi yang disebabkan oleh gas metan.

"Terkait dengan global methane pledge yang merupakan usulan dan permintaan dukungan dari Presiden Biden, Bapak Presiden menyampaikan secara umum mendukung langkah tadi dengan menyarankan agar seluruh prosesnya dilakukan secara terbuka melalui mekanisme yang transparan dan bersifat partisipatif. Dalam konteks Indonesia sendiri, penurunan gas metan sudah dicakup di dalam NDC Indonesia yang juga sudah di-update dan disampaikan kepada PBB ataupun UNFCCC," jelasnya.

Dalam acara ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement