REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aspek kemampuan menjadi salah satu aspek penting dalam pertahanan negara selain kekuatan dan penggunaan kekuatan. Karena itu calon Panglima TNI mendatang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi prajurit.
Hal ini disampaikan peneliti militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi. "Saya kira kompetensi prajurit sangat penting dibahas, kita bicara soal pembangunan karakter, pembangunan kesadaran dan kepatuhan pada hukum, termasuk juga pengembangan spesialisasi-spesialisasi yang diperlukan jika kita ingin membangun kekuatan militer yang disegani," kata Khairul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/9).
Dirinya juga berharap calon Panglima TNI selanjutnya bisa disiplin dalam hal penerapan sistem merit. Menurutnya hal tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan dalam hal pembinaan SDM dan karier.
Namun demikian Khairul menilai hal lain yang juga tak kalah penting dalam membangun pertahanan yaitu soal anggaran. Calon Panglima TNI diharapkan juga mampu menghadirkan solusi bagi pemenuhan kebutuhan dana yang selama ini sulit terakomodasi dalam sistem keuangan negara.
"Kalau Panglima TNI yang baru bisa mendapatkan atau merumuskan solusinya begitu, saya kiranya akan banyak membantu TNI terhindar dari aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dan berpotensi tidak sesuai peraturan perundang-undangan," tuturnya.
Sebelumnya anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menguraikan sejumlah tantangan yang harus dijawab calon Panglima TNI.
Salah satunya yaitu meningkatkan profesionalisme prajurit melalui pelatihan dan pendidikan. "Kita tidak bisa lagi para prajurit itu memiliki kemampuan asal-asalan, nggak, sudah dimiliki senjata yang bagus yang meningkatkan profesionalismenya dalam latihan secara bertahap dan berlanjut," ujarnya. (Febrianto Adi Saputro)