REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengungkapkan sebanyak 1.251 warga negara Indonesia (WNI) menjadi foreign terrorist fighter (FTF). Boy mengatakan mereka adalah WNI yang terjebak propaganda ISIS.
"Kalau kami lihat pendataannya berdasarkan kerjasama dengan jaringan intelejen yang ada termasuk ICRC, (WNI) berada di zona konflik terdata 1.251 orang," kata Boy dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/9).
Kemudian 111 orang diketahui telah meninggal dunia, 195 orang telah kembali ke tanah air (returnis). Sementara 556 orang diantaranya sebagai deportan.
"Jadi total ada 2.113 orang," ucapnya
Khusus di Suriah, Boy mengatakan total terdapat 529 WNI. Sebanyak 115 orang diantaranya tersebar di camp, di penjara sebanyak 21 orang, di perbatasan Turki ada 16 orang, dan yang belum diketahui keberadaan diperkirakan 377 orang.
Tidak hanya itu, sebanyak 13 WNI juga merupakan FTF di Filipina. Sebanyak 11 orang diketahui telah meninggal, 4 orang returnis, dan 7 orang merupakan deportan. Sehingga totalnya sebanyak 35 orang.
"Di Afghanistan sendiri berada di zona konflik, informasinya adalah sekitar 10 orang ada di antara mereka relokasi dari Suriah, meninggal dunia 2 orang sebagai deportan 11 orang total 23 orang," ujar Boy.